JAKARTA - Indonesia kini menjadi salah satu negara pengimpor gula terbesar di dunia. Padahal dulunya, Indonesia menjadi raja gula karena tingkat produksi yang bombastis.
Holding BUMN Pangan atau ID FOOD pun ditugaskan mendatangkan 991.000 ton gula kristal putih atau gula konsumsi. Impor ini dilakukan secara bertahap hingga akhir tahun ini.
Baca Juga: Bulog Tak Dapat Jatah Kuota Impor Gula
"Ini (Indonesia) raja gula dulu, sekarang jadi impor gula terbesar," ujar Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir, Rabu (1/3/2023).
Erick tak menafikan ada kebijakan yang salah terkait pemanfaatan sumber daya alam (SDA), khususnya hilirisasi tebu hingga menjadi gula dan turunannya.
Misalnya, turunan gula jika diproses akan bisa menjadi Etanol. Bahan baku ini dapat digunakan sebagai bahan bakar alternatif pengganti Bahan Bakar Minyak (BBM) berbasis fosil.
Baca Juga: Petani Tebu Bilang Stok Gula Cukup, Mendag: Kalau Barangnnya Ada Ngapain Impor?
"Ada yang salah, padahal gula itu diproses, salah satunya di etanol. 1 juta lahan tebu equal 2,6 juta Ethanol, menghemat puluhan miliar nanti, kalau sampai 5 juta itu kurang lebih Rp10 miliar," ucap dia.
Alasan itu yang membuat pemerintah melalui Kementerian BUMN terus menggenjot transformasi bisnis Holding Perkebunan Nusantara atau PTPN III agar bisa melakukan hilirisasi tebu agar menjadi gula hingga turunan lainnya.