JAKARTA - Bursa saham AS, Wall Street di minggu ini bakal dibayangi inflasi AS dan suku bunga The Fed. Di mana sikap hawkish Federal Reserve menjadi kekhawatiran setelah kejatuhan sektor perbankan.
Laporan ketenagakerjaan AS di Jumat lalu meredakan beberapa kekhawatiran tentang kenaikan suku bunga yang lebih besar. Namun dalam beberapa hari terakhir, Ketua The Fed Jerome Powell memperingatkan bahwa pembuat kebijakan dapat menaikkan suku bunga lebih tinggi dari yang diharapkan jika data yang akan datang menunjukkan ekonomi tetap panas setelah hampir satu tahun pengetatan.
Kemudian laporan harga konsumen malah lebih tinggi dari perkiraan pada Selasa. Hal ini pun menyalakan kembali kekhawatiran kenaikan suku bunga The Fed yang besar seperti yang mengguncang pasar tahun lalu.
Hal itu tidak akan disukai pasar yang gelisah setelah kegagalan SVB Financial Group (SIVB.O) minggu ini, yang melakukan bisnis sebagai Silicon Valley Bank.
“Ada ketidakpastian seputar laporan inflasi dan ada banyak kebingungan yang disebabkan oleh kegagalan SVB dan kekhawatiran bahwa itu mungkin menjadi masalah yang lebih besar,” kata Manajer Portofolio Senior Dakota Wealth, Robert Pavlik, dilansir dari Reuters, Senin (13/3/2023).
"Pasar menghadapi kebingungan dan ketidakpastian dalam jangka waktu yang sangat singkat," tambahnya.
Sementara itu, Indeks S&P 500 anjlok pada perdagangan Jumat atau membawa kerugian mingguan menjadi 4,5%. Setelah rebound besar di bulan Januari, indeks patokan sekarang berpegang teguh pada kenaikan 0,6% untuk tahun 2023.
Investor semakin gelisah bahwa kampanye Fed untuk melawan inflasi dengan mengakhiri era uang murah telah mengungkap retakan dalam ekonomi yang dapat melebar jika menaikkan suku bunga.