JAKARTA - Harga emas berjangka anjlok pada akhir perdagangan Jumat (Sabtu pagi WIB). Emas menghentikan kenaikan selama tiga hari berturut-turut, karena dolar AS menguat menyusul pernyataan hawkish pejabat Federal Reserve, namun logam kuning masih bertahan di atas level psikologis USD2.000.
Melansir Antara, Sabtu (15/4/2023), kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Juni di divisi Comex New York Exchange, anjlok USD39,50 atau 1,92% menjadi USD2.015,80 per ounce.
Indeks dolar AS menguat setelah Gubernur Federal Reserve Christopher Waller, salah satu hawkish terbesar bank sentral pada suku bunga, dalam sebuah pidatonya pada Jumat (14/4) mengatakan dia menginginkan lebih banyak pengetatan moneter meskipun ada bukti bahwa inflasi di Amerika Serikat turun dari tertinggi empat dekade.
Menurut dia, kebijakan moneter harus tetap ketat untuk jangka waktu yang cukup lama, dan lebih lama dari yang diantisipasi pasar. Suku bunga yang lebih tinggi menguntungkan dolar, sementara emas yang merupakan aset lindung nilai, tidak memberikan imbal hasil apa-apa.
"Dalam jangka pendek, emas bisa tetap sangat fluktuatif di kedua arah di sini," kata Ed Moya, analis platform perdagangan daring OANDA.
Terlepas dari kemunduran terbaru emas, Moya mengatakan ada cukup alasan bagi investor untuk tetap positif di aser safe haven ini.