JAKARTA - Industri vape atau rokok elektrik (REL) makin menjamur menyusul adanya peralihan tren konsumsi produk hasil tembakau oleh masyarakat, terutama kalangan pemuda.
Sekretaris Jenderal Asosiasi Personal Vaporizer (APVI), Garindra Kartasasmita, mengatakan masyarakat sudah semakin paham tentang risiko kesehatan akibat merokok. Untuk itu, penggunaan produk tembakau alternatif bisa membantu perokok dewasa beralih dari kebiasaannya.
Garindra, yang juga merupakan mantan perokok yang telah beralih ke produk tembakau alternatif, mengatakan akses terhadap informasi produk tembakau alternatif yang komprehensif harus terbuka luas untuk mencegah hoaks.
"Kami berharap pemerintah lebih membuka diri dan objektif terhadap riset produk tembakau alternatif agar masyarakat mendapatkan informasi yang akurat," katanya dilansir dari Antara, Selasa (18/4/2023).
Sementara itu, Direktur Program Institute of Development on Economics and Finance (Indef) Esther Sri Astuti mengatakan penyebarluasan informasi tentang risiko dan manfaat produk tembakau alternatif idealnya berbasis pada fakta ilmiah.
"Memang riset penggunaan tembakau alternatif ini di Indonesia masih sangat kurang, terutama riset dari aspek kesehatan. Tetapi di negara lain sudah banyak riset tembakau alternatif terutama dari sisi kesehatan yang menyatakan orang yang merokok menggunakan vape lebih sedikit risikonya sehingga digunakan sebagai alternatif bagi orang yang mau quit smoking," katanya.
Esther menambahkan, masyarakat juga membutuhkan edukasi dan informasi mengenai produk tembakau alternatif tersebut. Namun hal yang penting dalam konteks ini adalah keterbukaan dan keilmiahan data.
Apalagi, produk tembakau alternatif seperti vape memiliki karakteristik yang berbeda dibandingkan dengan produk hasil tembakau konvensional yang telah banyak dikonsumsi masyarakat. Salah satunya tidak adanya kandungan Tar dalam rokok alternatif.
"Harus banyak riset manfaat merokok dengan tembakau alternatif dari sisi kesehatan. Ada profesor Unpad, temuan risetnya tembakau alternatif bisa mengurangi kerusakan gigi. Tetapi riset semacam itu masih sangat jarang," ujarnya.
Sementara itu, berdasarkan penelitian yang dilakukan Otoritas Kesehatan Inggris, risiko konsumsi rokok elektrik jauh lebih ramah bagi kesehatan dibandingkan dengan produk tembakau konvensional.
Negara tersebut bahkan menggulirkan program 1 juta vape, yakni memfasilitasi peralihan konsumsi dari rokok konvensional ke rokok elektrik.
Tujuan dari program ini adalah untuk menjadikan vape sebagai alat strategis agar masyarakat dewasa mampu berhenti mengonsumsi rokok.
(Kurniasih Miftakhul Jannah)