Ekonomi RI Tumbuh 5,03%, Industri Manufaktur Jadi Penyumbang Terbesar

Advenia Elisabeth, Jurnalis
Jum'at 05 Mei 2023 18:08 WIB
Manufaktur. (Foto: Reuters)
Share :

JAKARTA - Kinerja pertumbuhan industri pengolahan nonmigas pada triwulan I 2023 tercatat sebesar 4,67% (y-on-y).

Sektor manufaktur masih konsisten menjadi sumber utama bagi pembentuk struktur produk domestik bruto nasional (PDB) nasional sepanjang tiga bulan pertama pada tahun ini, yang mencapai 5,03%.

 BACA JUGA:

“Sektor industri manufaktur tetap sebagai kontributor paling besar dalam menopang pertumbuhan ekonomi nasional pada triwulan I-2023. Sumbangsihnya hingga 16,77%, mengalami peningkatan dibandingkan periode sebelumnya (triwulan IV-2022) sebesar 16,39%,” kata Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita di Jakarta, Jumat (5/5/2023).

Menperin menyampaikan, dalam dua kuartal berturut-turut, industri makanan dan minuman mampu tumbuh di atas pertumbuhan ekonomi. Mengingat struktur PDB industri pengolahan nonmigas didominasi oleh andil industri makanan dan minuman yang mencapai 38,6%, industri ini menjadi prime mover pertumbuhan triwulan I-2023.

 BACA JUGA:

Selain itu, di triwulan I-2023, industri alat angkutan juga menunjukkan pertumbuhan tertinggi sebesar 17,3%, diikuti industri logam dasar (15,5%) serta industri barang logam, komputer, barang elektronik, optik, dan peralatan listrik (12,8%).

“Pertumbuhan industri alat angkutan tumbuh signfikan karena dipacu oleh peningkatan produksi kendaraan untuk memenuhi permintaan kendaraan baru menjelang Lebaran serta peningkatan produksi kendaraan listrik,” tutur Agus.

 

Sedangkan, pertumbuhan melesat di industri logam dasar didorong adanya lonjakan permintaan luar negeri, terutama produk olahan bijih nikel seperti ferro nikel, nikel matte, dan nikel pig iron.

Menperin optimistis, pelaku industri manufaktur di Indonesia masih memiliki kepercayaan diri yang tinggi dalam menjalankan usahanya. Hal ini lantaran didukung tekad pemerintah dalam menciptakan iklim usaha yang kondusif dengan menerbitkan berbagai program dan kebijakan yang strategis.

“Meski dibayangi kondisi global yang tidak menentu, terlihat bahwa indikator pada Indeks Kepercayaan Industri (IKI) dan Purchasing Manager’s Index (PMI) Manufaktur Indonesia yang dirilis oleh S&P Global pada April lalu menunjukkan level ekspansi. Sejak Kemenperin meluncurkan IKI pada November lalu, dan selama 20 bulan berturut PMI manufaktur kita tetap sama-sama berada di fase ekspansi,” imbuhnya.

PMI Manufaktur Indonesia pada April berada di posisi 52,7 atau naik signfikan dibanding capaian Maret di level 51,9. Perbaikan kondisi bisnis ini ditopang oleh permintaan domestik yang terus menguat. Ini sejalan dengan IKI bulan April yang telah dirilis sebelumnya oleh Kementerian Perindustrian, yang tercatat di angka 51,38.

Agus mengemukakan, kunci dan faktor penggerak pada pertumbuhan industri salah satunya adalah transformasi industri 4.0, serta pemanfaatan teknologi yang dapat meningkatkan efisiensi sehingga meningkatkan daya saing, dan sumber daya manusia (SDM) untuk meningkatkan produktivitas industri.

“Kemenperin turut berperan dalam menyediakan SDM industri yang kompeten, termasuk dengan mendirikan PIDI 4.0 serta melaksanakan program pendidikan dan pelatihan vokasi yang juga berbasis pada industri 4.0 untuk memenuhi kebutuhan dalam transformasi digital,” tuturnya.

(Zuhirna Wulan Dilla)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Finance lainnya