JAKARTA — Kemenperin mengungkap penyebab impor bahan baku plastik turun pada April 2023. Juru Bicara Kementerian Perindustrian, Febri Hendri Antoni Ari mengatakan, penurunan impor bahan baku plastik terjadi di April karena pada bulan sebelumnya telah terjadi peningkatan impor resin sintetis.
Peningkatan impor pada bulan Maret tersebut mengindikasikan terjadinya kenaikan tingkat produksi pada kelompok industri barang dari plastik sebagai pengguna resin sintetis yang bertepatan dengan persiapan Idul Fitri 1444 H.
“Pada periode tersebut, produsen memaksimalkan aktivitas produksi barang dari plastik untuk memenuhi kebutuhan, termasuk bagi industri makanan dan minuman,” ujar Juru Bicara Kementerian Perindustrian Febri Hendri Antoni Arif dalam keterangan resmi, Rabu (17/5/2023).
Hal ini tentu berdampak pada kinerja impor keseluruhan. Pada April 2023, total impor mengalami penurunan sebesar 25,45% dari USD 20,59 Miliar pada Maret 2023 menjadi USD 15,35 Miliar.
Nilai impor bahan baku/penolong pada April 2023 turun 23,26% (m-to-m). Nilai impor juga turun untuk seluruh jenis barang impor menurut penggunaan, baik bahan baku/penolong, barang modal, maupun barang konsumsi.
“Pola musiman mempengaruhi penurunan kebutuhan bahan baku dan barang modal untuk kegiatan produksi,” jelas Febri.
Jubir Kemenperin tersebut menambahkan, penurunan impor bahan baku juga dapat disebabkan oleh kondisi pasar global. Hal ini sejalan dengan penurunan yang terjadi pada nilai ekspor, terutama untuk subsektor berorientasi ekspor seperti industri tekstil dan produk tekstil (TPT), industri kulit dan alas kaki, serta industri furniture.
Menghadapi kondisi menurunnya impor bahan baku, Kemenperin akan terus berupaya untuk mendorong peningkatan ekspor dan penguasaan pasar dalam negeri. Terhadap kondisi penurunan tersebut, bila melihat data IKI April 2023, persentase pelaku usaha industri yang menyatakan kondisi kegiatan usahanya meningkat dan stabil tercatat sebesar 73,9%, serta terjadi tren peningkatan optimisme pelaku usaha industri.
Selain itu, Kemenperin disebut terus berupaya menjalankan langkah-langkah strategis untuk menjaga pasar bagi produk-produk hasil manufaktur di Indonesia. Di antaranya adalah dengan kebijakan hilirisasi untuk meningkatkan nilai tambah komoditas di dalam negeri serta penguatan struktur industri nasional. Hilirisasi juga meningkatkan peluang tersedianya lapangan pekerjaan baru di Indonesia.
Sementara, untuk menguasai pasar domestik, diperlukan produk-produk dalam negeri yang terjangkau dan kualitasnya dapat disandingkan dengan produk impor. Upaya Kemenperin untuk penguasaan pasar domestik ini ditempuh melalui program Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri (P3DN), akselerasi Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN), dan penyederhanaan aturan sertifikasi TKDN bagi Industri Kecil.
(Kurniasih Miftakhul Jannah)