Mengingat, bebatuan di relief dan tangga candi menjadi tergerus sampai 5 centimeter dari kondisi semula akibat gesekan alas kaki. Selain itu juga faktor dari alam.
"Dengan digitalisasi begitu naik dengan 150, begitu 150 sudah turun, 15 menit kemudian naik lagi. Gak boleh pake sepatu, gak pake sendal karena supaya apa? Supaya centimeternya tidak terus menurun," ucap dia.
Pemerintah melalui InJourney juga akan membuat beberapa zona di kawasan candi Buddha itu. Zonasi akan terdiri dari zona spiritual hingga wisatawan. Setiap zonasi akan dijaga oleh para petugas budaya.
"Kita juga membuat terobosan yang namanya zonasi. Di borobudur ada zona spiritual, untuk yang mau ngonten, ada yang mau santai boleh. Tapi satu sama lain saling menghormati, jangan nanti yang berdoa diganggu atau wisata juga terganggu, kadang-kadang konteks sosial, bermasyarakat pasti ada gesekan," katanya.
"Disitulah kita membuat terobosan namanya petugas budaya, ini belajar dari Bali juga. Petugas budaya ini menjaga keseimbangan, sudah ada, nanti petugas budaya ini kita kerja samakan dengan sekolah pariwisata di sekitarnya supaya memang mereka meresapi, menjiwai," lanjut Erick.
(Taufik Fajar)