Cerita Perajin Keripik Tempe Kramat Pela, Rela Kikis Untung Saat Pandemi Covid-19

Widi Agustian, Jurnalis
Jum'at 26 Mei 2023 16:04 WIB
Perajin keripik tempe di Kramat Pela rela kikis keuntungan saat pandemi Covid-19. (Foto: Widi A/Okezone)
Share :

 

JAKARTA - Pandemi Covid-19 beberapa waktu lalu membuat semua sektor perekonomian tertekan. Tetapi, tekanan yang dihadapi para perajin tempe dan keripik tempe bertambah lagi akibat harga kedelai yang meroket.

"Sewaktu Covid dan harga kedelai mahal, itu terasa banget (kesulitan usaha)," kata Joko Ashori, salah seorang perajin tempe Kramat Pela, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Kamis 25 Mei 2023.

 BACA JUGA:

Dia bercerita, ketergantungan para perajin tempe akan kedelai impor memang tidak bisa ditiadakan. Dirinya mengaku tidak pernah menggunakan kedelai lokal.

"Impor kedelai sangat mempengaruhi harga tempe dan kecap," kata dia.

 BACA JUGA:

Harga kedelai, kata dia pada akhir tahun 2022 sempat melejit sangat mahal. Harganya saat itu perlahan tapi pasti terus menanjak, mulai dari Rp9.000 per kg, lalu menembus Rp12.500 per kg, hingga akhir sempat berada di atas Rp15.000 per kg.

Alhasil, antisipasi dilakukan para pedagang yang menjual tempe agar tidak merugi.

"Tempe yang tadinya ukuran 1 kg kita jadikan 9 ons. Yang 9 ons kita jadikan 8 ons. Ini pola permainan pedagang saja, sebisanya karena bahan memang mahal," kata dia.

Sementara dengan usaha keripik tempe, mau tidak mau harganya harus dilakukan penyesuaian. Terlebih lagi ada kenaikan harga minyak goreng saat itu.

"Jadi awalnya keripik tempe itu harganya Rp35.000. Lalu sekarang ini sudah menjadi Rp65.000 per kg. Karena keripik itu harus sesuai dengan bahan baku," jelas dia.

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Finance lainnya