JAKARTA - Wakil Presiden Maruf Amin mengungkapkan pemerintah sedang fokus untuk mengembangkan kelapa sawit menjadi bahan baku pengganti bahan bakar fosil yang kian menyusut jumlahnya. Apalagi, Indonesia merupakan penghasil minyak sawit mentah terbesar dan memiliki perkebunan kelapa sawit terluas di dunia.
“Pemerintah mendorong dan membuat program dalam rangka green energy, mengembangkan program biodiesel atau B30, jadi sawit bisa menjadi biodiesel itu antisipasi,” ungkap Wapres dalam keterangan resminya, dikutip Sabtu (10/6/2023).
Diketahui, pemerintah melalui unit pelaksana teknis Balai Penelitian Tanaman Industri dan Penyegar (Balittri) Kementerian Pertanian telah berhasil mengembangkan bahan bakar nabati berbahan dasar kelapa sawit, yaitu B100 atau 100 persen biodiesel tanpa campuran bahan bakar fosil.
Di sisi lain, Wapres menyampaikan bahwa industri kelapa sawit Indonesia memiliki kontribusi yang cukup besar bagi perekonomian nasional. Untuk itu, apabila ada kampanye negatif terkait sawit, perlu disajikan data faktual sebagai kontra narasinya.
“Sawit buat kita punya makna yang besar, di produk domestik bruto (PDB) kontribusi signifikan sekitar 3%, memang kita menghadapi kampanye hitam, seolah-olah sawit itu tidak baik dan merusak lingkungan ini yang harus dilawan,” kata Wapres mengingatkan.
Terhadap kampanye negatif di tingkat global tersebut, Wapres pun memberi arahan kepada agar lembaga terkait untuk segera melakukan riset yang berbasis perbandingan guna memberikan informasi kepada masyarakat dunia akan manfaat kelapa sawit, tentunya dengan berbagai upaya kita menjaga keberlangsungan lingkungan.
"Mestinya dibuat perbandingan dengan lahan yang ditanami kelapa sawit, tanaman kedelai, dan bunga matahari, harus kita mulai, sebagai kontra narasi kampanye negatif," pungkas Wapres.
(Kurniasih Miftakhul Jannah)