JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) menyampaikan soal kenaikan ekspor Indonesia (12,61%) yang lebih rendah dibandingkan kenaikan impor (38,65%) karena tertahan penurunan harga komoditas utama ekspor.
Deputi Bidang Neraca dan Analisis Statistik BPS, Moh. Edy Mahmud mencatat menyebut bahwa ada beberapa komoditas unggulan Indonesia yang dalam 2-3 tahun terakhir mewarnai perkembangan perdagangan luar negeri Indonesia. Yang pertama adalah besi dan baja.
BACA JUGA:
"Dalam 3 tahun terakhir, besi dan baja cukup signifikan memberikan devisa bagi negara kita, tapi kalau kita lihat perkembangannya, nilai bervariasi tapi di bulan Mei 2023 ini ada kecenderungan menurun dibandingkan April 2023," ungkap Edy dalam Rilis BPS di Jakarta, Kamis (15/6/2023).
Tercatat di Mei 2023, angka ekspor komoditas besi dan baja menurun menjadi USD2 miliar. Penurunan nilai ekspor komoditas ini disebabkan oleh penurunan harga.
BACA JUGA:
"Secara price di bulan Mei 2023, data kami menyatakan bahwa price di pasar global untuk besi dan baja sebesar USD105 per metrik ton. Jadi besi dan baja meskipun secara nilai dibandingkan bulan April 2023 ada penurunan, tapi secara volume sebetulnya ada tren kenaikan sejak Januari," tambah Edy.
Kemudian ekspor komoditas minyak kelapa sawit mengalami kenaikan menjadi USD1,5 miliar di Mei 2023. Kenaikan ini dipengaruhi oleh peningkatan volume ekspor.
"Tren dari harga minyak kelapa sawit ini sebetulnya price-nya cenderung datar ya dari pertengahan tahun lalu sampai bulan ini. Volume ekspornya dari bulan Januari hingga Mei 2023 juga ada penurunan, tapi khusus untuk bulan Mei 2023 ada kenaikan volume dibandingkan bulan April," jelas Edy.
Catatan lainnya adalah penurunan nilai ekspor komoditas batubara yang disebabkan oleh penurunan volume dan harga. Angka ekspornya mencapai USD3 miliar di Mei 2023.
"Sempat ada penurunan tajam di Januari 2022 namun naik kembali, dalam beberapa bulan terakhir ada penurunan dibandingkan tahun 2022. Secara price, harga batubara di pasar global di Mei 2023 sebesar USD160 per metrik ton, secara volume, tren di bulan Mei ada sedikit penurunan dibandingkan bulan sebelumnya," pungkas Edy.
(Zuhirna Wulan Dilla)