JAKARTA - Bank Indonesia (BI) menyampaikan bahwa ketidakpastian perekonomian global kembali meningkat.
Sehingga hal itu berisiko membuat pertumbuhan melambat dan kebijakan suku bunga moneter di negara maju yang lebih tinggi.
BACA JUGA:
"Pertumbuhan ekonomi global diprakirakan sebesar 2,7% (yoy) dengan risiko perlambatan terutama di Amerika Serikat (AS) dan China," ujar Gubernur Bank BI, Perry Warjiyo dalam Konferensi Pers RDG BI di Jakarta, Kamis (22/6/2023).
Di AS, tekanan inflasi masih tinggi terutama karena keketatan pasar tenaga kerja, di tengah kondisi ekonomi yang cukup baik dan tekanan stabilitas sistem keuangan (SSK) yang mereda. Perry mengatakan, situasi ini mendorong kemungkinan kenaikan Federal Funds Rate (FFR) ke depan.
BACA JUGA:
"Kebijakan moneter juga masih ketat di Eropa, sedangkan di Jepang masih longgar," ucap Perry.