JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengungkapkan banyak negara maju yang protes atas kebijakan larangan ekspor tambang Indonesia.
Di antaranya yakni Organisasi Perdagangan Dunia (World Trade Organization/WTO) yang menggugat Indonesia karena melarang ekspor nikel.
BACA JUGA:
Luhut menjelaskan bahwa sebenarnya banyak negara maju yang tidak memahami larangan tersebut sebenarnya akan memberikan akses mudah terhadap material lithium baterai.
"Saya juga ingin Peter mencatat dalam tulisannya nanti bahwa kami ingin negara maju memahami satu hal yang penting, larangan eskpor nikel yang kami putuskan saat ini secara tidak langsung mempermudah Amerika dan negara lainnya untuk mendapatkan akses terhadap suplai material lithium baterai dari nikel," kata Luhut saat bertemu rnalis senior harian The New York Times, Peter Goodman dikutip dari Instagram @luhut.pandjaitan, Jumat (21/7/2023).
BACA JUGA:
Terlebih lagi, kata Luhut Indonesia adalah salah satu negara yang berhasil menerapkan teknologi HPAL untuk pengolahan nikel kadar rendah menjadi bahan lithium baterai.
Yang jika nikel tersebut diekspor secara langsung, hasilnya tidak akan efisien lantaran kandungnya tertlalu kecil.
"Ini tidak efisien. Nikel ore isinya lebih banyak air dan tanah saja, kandungan nikel hanya 2%," jelasnya.
"Melihat raut keheranan dari wajah Peter, semakin meyakinkan saya bahwa memang belum banyak yang tahu apa yang sedang dijalankan Indonesia hari ini, wajar bila banyak tentangan yang hadir silih berganti terhadap kebijakan hilirisasi ini," katanya.
Di sisi lain, Luhut mengatakan dirinya bersyukur mempunyai Presiden Joko Widodo yang memberikan teladan untuk tidak gentar terhadap setiap tantangan dan hambatan yang hadir di masa depan.
Luhut mengatakan bahwa program yang saat ini dijalankan pemerintah akan berdampak baik bagi terwujudnya cita-cita bangsa menjadi negara maju di tahun 2045.
(Zuhirna Wulan Dilla)