Program Peremajaan Sawit Rakyat, Ini Keuntungannya untuk Indonesia

Kharisma Rizkika Rahmawati, Jurnalis
Rabu 23 Agustus 2023 15:39 WIB
Peremajaan sawit rakyat. (Foto: Okezone)
Share :

Penelitian ini mengidentifikasi manfaat yang dihasilkan dari komoditas ini, seperti peningkatan pendapatan bagi petani kecil dan perusahaan besar.

 BACA JUGA:

Melalui pendekatan empiris, penelitian ini membandingkan daerah yang terpengaruh secara signifikan dengan daerah yang kurang terpengaruh, guna mengevaluasi dampaknya terhadap kemiskinan lokal dan pola pengeluaran rumah tangga.

"Secara kuantitatif, sekitar 10 juta penduduk terlibat dalam perkebunan rakyat baik secara langsung maupun tidak langsung. Secara lebih khusus, riset itu menyajikan data bahwa ada sekitar 1,3 juta orang di pedesaan yang terkait langsung dengan kegiatan usaha perkebunan rakyat dapat dibantu keluar dari garis kemiskinan," jelasnya.

Penelitian ini menegaskan pentingnya akses lahan, terutama bagi petani kecil, sebagai pendorong utama pertumbuhan sektor ini.

Temuan lainnya juga mengindikasikan adanya efek positif berupa munculnya proto urbanisasi, yaitu timbulnya kota-kota kecil di sekitar fasilitas pengolahan, yang pada akhirnya memberikan kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi wilayah yang sebelumnya memiliki keterbatasan peluang ekonomi.

Meskipun peran penting industri kelapa sawit dalam ekonomi Indonesia sudah sangat terasa, terutama dalam penciptaan lapangan kerja dan pembentukan komunitas, terdapat sejumlah tantangan yang perlu diatasi, khususnya terkait dengan peran petani kecil yang memiliki perkebunan kelapa sawit dengan luas kurang dari 4 hektare.

Para petani ini, yang memiliki peran sentral dalam pasokan bahan baku industri, menghadapi kendala seperti produktivitas rendah dan isu lingkungan.

Dari hasil analisis INOBU dan Penelitian Pakar Perkebunan dari Institut Pertanian Bogor, Yanto Santosa, profil petani sawit ini rata-rata berada dalam usia produktif dengan luasan kebun yang dikelola tidak lebih dari 4 hektare dan mayoritas petani sudah menekuni usaha di perkebunan sawit sekitar 10 tahun.

"Keberadaan kebun sawit rakyat memberikan pekerjaan yang layak bagi masyarakat. Sekalipun level pendidikan mereka relatif rendah, pendapatan petani sawit berada di atas rata-rata upah minimum nasional. Mereka pun bisa menghidupi keluarganya dengan layak," ucapnya.

Meski demikian, produktivitas kebun petani sawit ini masih sangat rendah pada kisaran 2 ton sampai 3 ton per hektare per tahun.

Bandingkan dengan produksi yang bisa dicapai oleh perkebunan swasta yang mencapai 5 sampai 6 ton per hektare per tahun.

Persoalan utama adalah usia pohon yang sudah tua, rata-rata di atas 25 tahun. Di sisi lain, perkebunan rakyat cenderung menggunakan benih yang secara kualitas kurang baik dan belum menerapkan prinsip pertanian yang baik.

Produktivitas kebun yang rendah itu jelas berpengaruh terhadap pendapatan dari petani rakyat yang akhirnya berujung pada tingkat kesejahteraan keluarga mereka.

"Untuk meningkatkan pendapatan petani, terdapat risiko para petani melakukan perluasan kebun dengan melakukan land clearing secara illegal yang menyebabkan terjadi perubahan fungsi lahan dan hutan secara tidak terkendali," bebernya.

Itulah alasan utama mengapa intervensi kepada petani sawit ini sangat penting.

Dengan tekad yang kuat, pemerintah Indonesia telah meluncurkan Program Peremajaan Sawit Rakyat (PSR) pada tahun 2017.

Tujuan utama dari program ini adalah untuk meremajakan perkebunan kelapa sawit yang dimiliki oleh petani kecil, guna meningkatkan produktivitas secara berkelanjutan.

Program PSR merupakan inisiatif langsung dari Presiden Joko Widodo, dengan tujuan yang sederhana namun dalam yaitu untuk meningkatkan produktivitas perkebunan kelapa sawit milik petani kecil melalui peremajaan pohon kelapa sawit, sehingga hasil buah sawit yang dihasilkan lebih melimpah.

Untuk mencapai tujuan ini, program PSR dibangun di atas empat pilar utama, yakni legalitas kepemilikan lahan, keberlanjutan, sertifikasi Kelapa Sawit Berkelanjutan Indonesia (ISPO), serta peningkatan produktivitas.

Dalam hal legalitas dan keberlanjutan, Program PSR dapat memastikan keabsahan kepemilikan lahan, sehingga para petani yang terlibat memiliki dokumen resmi atas tanah yang mereka kelola.

Prinsip-prinsip keberlanjutan turut diusung oleh program ini, dengan menemukan keseimbangan antara usaha peremajaan dan pelestarian lingkungan. Pada saat panen pertama, program ini juga memiliki tujuan untuk meraih sertifikasi ISPO, sebagai

bentuk komitmen terhadap prinsip-prinsip keberlanjutan, serta sebagai bukti nyata komitmen terhadap praktik produksi minyak kelapa sawit yang etis dan bertanggung jawab.

Inti dari Program PSR adalah peningkatan produktivitas. Program ini memiliki ambisi untuk meningkatkan produktivitas hingga mencapai 10 metrik ton tandan buah segar per hektare setiap tahunnya.

Dengan demikian, program ini bukan hanya berupaya meningkatkan jumlah produksi, tetapi juga berusaha melakukannya pada lahan yang sudah ada, menghindari perluasan lahan baru.

(Zuhirna Wulan Dilla)

Halaman:
Lihat Semua
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Finance lainnya