JAKARTA - Bank Indonesia (BI) tengah menjaga kondisi likuiditas perbankan di tahun ini agar tetap longgar.
"Rasio Alat Likuid terhadap Dana Pihak Ketiga (AL/DPK) tercatat tinggi, yakni 26,57% pada Juli 2023, sejalan dengan stance kebijakan likuiditas longgar Bank Indonesia," kata Gubernur BI, Perry Warjiyo dalam konferensi pers di Jakarta, Kamis (24/8/2023).
BACA JUGA:
Perry menuturkan, suku bunga perbankan tetap rendah. Untuk di pasar uang, suku bunga Indonesia tercatat 5,59% pada 23 Agustus 2023.
"Di perbankan, suku bunga deposito 1 bulan dan suku bunga kredit pada Juli 2023 terjaga rendah, yaitu sebesar 4,18% dan 9,35%," ungkap Perry.
BACA JUGA:
Di pasar obligasi, imbal hasil SBN tenor 10 tahun tercatat sebesar 6,62% pada 23 Agustus 2023.
"Bank Indonesia terus memastikan kecukupan likuiditas perbankan untuk memperkuat transmisi kebijakan moneter, menjaga stabilitas moneter dan sistem keuangan, serta mendorong kredit/pembiayaan kepada dunia usaha," jelasnya.
Adapun ketahanan sistem keuangan, khususnya perbankan, tetap terjaga. Permodalan perbankan kuat dengan rasio kecukupan modal (Capital Adequacy Ratio/CAR) sebesar 26,74% pada Juni 2023.
BACA JUGA:
Risiko kredit terkendali, tercermin dari rasio kredit bermasalah (Non Performing Loan/NPL) yang rendah, yaitu 2,44% (bruto) dan 0,77% (neto) pada Juni 2023.
Likuiditas perbankan pada Juli 2023 terjaga, dipengaruhi oleh pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) sebesar 6,62% (yoy). Hasil stress test Bank Indonesia juga menunjukkan ketahanan perbankan yang tetap kuat.
"Bank Indonesia terus memperkuat sinergi dengan KSSK dalam memitigasi berbagai risiko ekonomi domestik dan global yang dapat mengganggu ketahanan sistem keuangan dan momentum pertumbuhan ekonomi," pungkasnya.
(Zuhirna Wulan Dilla)