JAKARTA – CEO Qantas Airways Alan Joyce mengundurkan diri dari jabatannya hari ini. Pengunduran diri tersebut sebenarnya sudah diumumkan namun dijadwalkan pada 2 bulan yang akan datang dalam rapat umum tahunan maskapai.
Dilansir dari Reuters (5/9/2023), Alan Joyce adalah CEO Qantas yang sudah menjabat kurang lebih selama 15 tahun. Pengunduran dirinya otomatis mengganti posisi CEO menjadi dijabat oleh Vanessa Hudson.
Pernyataan Alan untuk mempercepat keputusan ini dibuat setelah dia merasa bertanggung jawab atas standar pelayanan maskapai di bawah naungannya yang masih kurang memadai dan mengalami kerusakan reputasi.
"Dalam beberapa minggu terakhir, perhatian terhadap Qantas dan peristiwa-peristiwa di masa lalu membuat saya yakin bahwa perusahaan ini perlu segera melanjutkan proses pembaruan sebagai prioritas," ujar Alan.
Belakangan Qantas Airway terlibat dalam sejumlah masalah, seperti kontroversi pemberian keanggotaan premium di lounge bandara kepada putra Perdana Menteri Australia, Anthony Albanese, pertentangannya dengan Qatar Airways yang ingin menambah jadwal penerbangan tambahan ke Australia, serta gugatan atas penjualan tiket kepada lebih dari 8.000 penerbangan yang dibatalkan, tanpa memberi keterangan lebih lanjut bahwa penerbangan tersebut dibatalkan.
Kejadian ini merupakan momen krusial Qantas Airway baik bagi maskapainya itu sendiri maupun karyawan-karyawannya.
Atas hal itu Ketua Dewan, Richard Goyder, merasa berkepentingan untuk mulai menarik kembali kepercayaan publik. Serta menurutnya hal itu bisa tercapai dengan kepemimpinan yang baru.
"Kami memiliki tugas penting untuk mengembalikan kepercayaan publik terhadap jenis perusahaan yang kami miliki, dan itulah yang menjadi fokus dewan, serta yang akan dilakukan oleh manajemen di bawah kepemimpinan Vanessa," kata Richard.
Sejak sebulan terakhir banyak muncul pertanyaan dari investor, entah apakah Qantas Airway hanya berniat memaksimalkan keuntungannya dengan reputasi jangka panjang yang dijadikan korbannya atau tidak.
Satu hal yang pasti harga saham Qantas Airway sampai saat ini masih mengalami penurunan hingga 13% sejak awal Agustus.
(Kurniasih Miftakhul Jannah)