JAKARTA – Dana Moneter Internasional (IMF) buka-bukaan soal koridor ekonomi baru Joe Biden. Koridor ekonomi baru yang didukung oleh Biden dilarang bersifat eksklusif atau membatasi.
Melansir CNBC di Jakarta, Senin (11/9/2023), Direktur Pelaksana IMF Kristalina Georgieva menilai, koridor ekonomi ini berupa kereta api ke laut yang menghubungkan India dengan negara-negara Timur Tengah dan Eropa dalam pimpinan Biden seharusnya terlibat dalam semangat ekonomi dunia yang terintegrasi.
Pada saat rantai pasokan menyelaraskan diri dengan pergeseran garis geopolitik global, inisiatif Presiden AS Joe Biden tampaknya ditujukan tidak hanya untuk melawan pengaruh Tiongkok di Timur Tengah yang kaya energi, tetapi juga inisiatif infrastruktur global Belt and Road yang telah berusia satu dekade di Beijing. Ekonomi global yang lebih terfragmentasi telah membatasi pertumbuhan perdagangan global - yang sekarang tertinggal dari pertumbuhan ekonomi global.
"Jika kita ingin perdagangan menjadi mesin pertumbuhan, maka kita harus menciptakan koridor dan peluang," kata Georgieva kepada Martin Soong dari CNBC, pada hari Minggu lalu, di sela-sela KTT para pemimpin Kelompok 20 negara di New Delhi.
"Yang penting adalah melakukannya untuk kepentingan semua orang, dan bukan untuk mengesampingkan yang lain. Dalam hal ini, saya akan mendorong semua negara yang bekerja sama satu sama lain untuk melakukannya dalam semangat ekonomi yang terintegrasi," lanjutnya.
Pada pertemuan puncak para pemimpin hari Sabtu, Biden dan Perdana Menteri India Narendra Modi mengumumkan rencana untuk mengembangkan jaringan jalur kereta api dan jalur laut yang akan menghubungkan India, Uni Eropa dan negara-negara Timur Tengah seperti Israel, Yordania, Arab Saudi dan Uni Emirat Arab dalam investasi regional yang transformatif.