JAKARTA - Perum Lembaga Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan (LPPNPI) atau Airnav Indonesia mengajukan Penyertaan Modal Negara (PMN) tunai sebesar Rp659,19 miliar. Dana segar ini untuk peremajaan navigasi pelayanan berupa Air traffic Management System (ATM) atau manajemen lalu lintas penerbangan dan ruang udara.
Direktur Jenderal Kekayaan Negara Kemenkeu, Rionald Silaban mengatakan, Air Traffic Management System memerlukan pemenuhan fitur sesuai dengan standar Organisasi Penerbangan Sipil Internasional atau International Civil Aviation Organization (ICAO). Peremajaan fasilitas tersebut diperlukan agar teknologi navigasi penerbangan di dalam negeri setara dengan negara tetangga, terutama Singapura dan Australia.
Untuk PMN tunai, latar belakangnya adalah sehubungan dengan pandemi Covid memang kita ketahui ini berdampak langsung pada penurunan jumlah pendapatan Perum LPPNPI tahun buku 2020-2021, Perum LPPNPI mengalami kerugian, kalau saya nda salah sampai sekitar Rp500 miliar.
"Nah, pada saat bersamaan terdapat fasilitasi pelayanan navigasi pelayanan berupa Air traffic Management System yang memerlukan pemenuhan fitur sesuai dengan standar dari ICAO,” ujar Rionald saat Rapat Dengar Pendapat bersama Komisi XI DPR RI, Senin (18/9/2023).
Dia mencatat peralatan ATM telah memasuki batas maksimum usia teknis, sehingga perlu diperbaiki. Rionald merinci proses peremajaan Air traffic Management System di Jakarta terakhir kali diinstal pada 2011 silam. Hal serupa juga terjadi di beberapa bandara di wilayah lainnya. Misalnya, Balikpapan pada 2012, Medan 2012, dan Pontianak di tahun yang sama.
Perbaikan Air traffic Management System juga mendukung proses pemindahan dan pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara. Selain itu, pembaruan sistem navigasi penerbangan udara ini menunjukan kesiapan pemerintah dalam pengambilalihan pengelolaan ruang udara di atas Kepulauan Riau dan Natuna dari Singapura, terkait program realignment fir Jakarta-Singapura.
“ATMS terakhir ini diinstalasi tahun 2011, kemudian di Balikpapan tahun 2012, di Medan juga 2012, dan Pontianak 2012. kita juga ingin melakukan perbaikan dari Air traffic Management System ini juga dalam rangka dukungan atas pemindahan Ibu Kota Negara, selain itu, ini juga merupakan wujud untuk menunjukan kesiapan kita di dalam pengambilalihan pengelolaan ruang udara di atas Kepulauan Riau dan Natuna,” ucapnya.
Rincian atas rencana penggunaan PMN untuk Airnav Indonesia diantaranya, pembaharuan ATM di Jakarta dengan nominal dana sebesar Rp471, 9 miliar, Balikpapan senilai Rp108,7 miliar, Medan Rp76,2 miliar, dan Pontianak Rp60,7 miliar.
Adapun total kebutuhan investasi untuk memperbaiki Air traffic Management System
mencapai Rp717, 5 miliar, namun PMN yang diajukan perusahaan kepada Kementerian Keuangan hanya Rp659,19 miliar. Sementara, sisa dana akan berasal dari anggaran internal perusahaan.
“PMN ini akan digunakan untuk investasi sehingga kita bisa meningkatkan kapasitas trafik penerbangan di indonesia, dan kita juga mendukung mengenai tingkat keamanan dalam rangka mobilitas penumpang dan barang via udara, sehingga diharapkan pertumbuhan pariwisata dan juga kegiatan ekspor impor dapat mendukung pertumbuhan ekonomi, yang penting ini menjaga reputasi pemerintah terhadap keselamatan dan kualitas pelayanan navigasi penerbangan di Indonesia,” tutur dia.
(Feby Novalius)