JAKARTA - Menteri Koperasi dan UKM (MenkopUKM) Teten Masduki mengungkapkan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) masih sulit mendapatkan akses pembiayaan dari perbankan.
Berdasarkan data Bank Indonesia (BI), 69% pelaku UMKM masih membiayai usahanya dengan modal sendiri bahkan hingga pinjam modal ke orang tua hingga mertua.
"BI mencatat 69% pelaku UMKM masih membiayai usahanya dengan modal sendiri, modal keluarga atau mertua, kalau kaya mertuanya," kata Teten saat menyampaikan sambutan di acara AFPI UMKM Digital Summit 2023 di Convention Hall Smesco, Jakarta Selatan, Kamis (21/9/2023).
Menurutnya, perbankan masih menerapkan agunan untuk pencairan kredit usaha rakyat (KUR) bagi para pelaku UMKM. Perbankan sebaiknya mencontoh apa yang dilakukan oleh industri fintech yang menggunakan pendekatan credit skoring untuk penyaluran pinjaman.
"145 negara sekarang sudah menerapkan credit scoring bukan lagi masih pendekatan kolateral, harus ada agunan dalam bentuk aset, dan lain sebagainya," ungkap Teten.
"Konsep agunan juga berkembang bukan hanya aset, jadi kalau masih aset terus ya ini bank atau pegadaian ini. Numpuk-numpuk aset untuk apa kalau usahanya juga macet kan kreditnya juga macet," sambungnya.
Oleh karena itu, Teten menyampaikan bahwa pihaknya tengah mendorong para pelaku UMKM untuk go digital, terutama terkait dengan pencatatan keuangan, UMKM harus menggunakan aplikasi digital.
"Sehingga nanti kalau dengan pendekatan credit scoring kesehatan usaha para pelaku UMKM track record digitalnya bisa di deteksi ya kira-kira seperti itu," pungkasnya.
(Feby Novalius)