JAKARTA - Perum Bulog berencana impor beras dari China. Hal itu karena diprediksi belum adanya panen raya beras di awal tahun 2024.
Juru Bicara Nasional Partai Perindo Yerry Tawalujan menanggapi hal tersebut dengan meminta Bulog harus segera melakukan berbagai cara untuk memastikan stok beras tercukupi.
BACA JUGA:
"Bagi kami, sah-sah saja Bulog impor dari China. Yang penting stok beras nasional aman," kata Yerry kepada wartawan, Kamis (21/9/2023).
Yerry yang juga merupakan Bacaleg DPR RI dari Partai Perindo Dapil Sulawesi Utara itu mengimbau agar pihak Perum Bulog sebaiknya membuat daftar negara-negara penghasil beras yang bisa dijadikan pilihan, bukan hanya terpaku impor dari China saja.
"Sebaiknya Bulog membuat daftar negara-negara penghasil beras yang bisa menjadi sumber impor. Selain China, ada India, Jepang, Vietnam, Thailand, bahkan Bangladesh sebagai negara penghasil beras terbesar dunia. Jadi ada alternatif negara lain selain China, sehingga Presiden Jokowi bisa memilih, bukan hanya menyetujui pilihan yang sudah dibuat Perum Bulog" papar Yerry.
BACA JUGA:
Namun demikian, Yerry menuturkan Partai Perindo sepakat dengan apa yang akan dilakukan Bulog untuk melakukan impor. Asalkan, impor beras tidak hanya berpatokan kepada salah satu negara saja.
"Intinya Partai Perindo mendukung langkah yang diambil Perum Bulog untuk mengamankan pasokan beras di awal tahun 2024 nanti. Tentang impor beras dari negara mana, tentu Perum Bulog sudah punya kalkulasi sendiri. Yang paling penting adalah kepentingan rakyat untuk adanya ketersediaan stok beras itu terpenuhi," pungkas Yerry.
BACA JUGA:
Seperti diberitakan, Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso mengemukakan pihaknya siap mengimpor beras untuk tambahan stok Cadangan Beras Pemerintah (CPB) tahun 2024 jika mendapat mandat resmi dari Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Bulog bakal menjatuhkan pilihan impor beras dari negara China.
Ancang-ancang impor beras dari China itu, karena memperhitungkan stok beras yang ada di Bulog saat ini. Budi menjelaskan total stok beras di Bulog sekitar 2 juta ton.
Menurut Budi, tidak tertutup kemungkinan bantuan pangan beras akan kembali disalurkan pemerintah pada Desember nanti.
Adapun tahun depan, pada bulan Januari, Februari, Maret, diperkirakan belum ada panen raya mengingat masih berlangsungnya musim kemarau panjang. Sehingga, Presiden merencanakan kembali penyaluran bantuan pangan beras pada bulan-bulan itu.
(Zuhirna Wulan Dilla)