JAKARTA - Bursa saham AS, Wall Street berakhir melemah hingga 1% pada perdagangan Selasa. Wall Street mendapat tekanan setelah imbal hasil Treasury 10-tahun mempertahankan level tertinggi dalam beberapa tahun.
Hal tersebut diikuti juga investor yang bergulat dengan prospek suku bunga tinggi dalam jangka panjang dan dampak ekonomi.
Dow Jones Industrial Average (.DJI) turun 388,00 poin, atau 1,14%, menjadi 33.618,88, S&P 500 (.SPX) kehilangan 63,91 poin, atau 1,47%, menjadi 4.273,53 dan Nasdaq Composite (.IXIC) turun 207,71 poin, atau 1,57% menjadi 13.063,61.
Seluruh 11 sektor S&P 500 berakhir lebih rendah. Sektor teknologi kelas berat (.SPLRCT) turun 1,8%, sedangkan kelompok utilitas yang sensitif terhadap tarif (.SPLRCU) dan real estat (.SPLRCR) masing-masing turun 3,05% dan 1,8%.
Dow Jones membukukan persentase penurunan satu hari terbesar sejak Maret 2023. Sementara ketiga rata-rata utama berakhir pada level penutupan terendah dalam lebih dari tiga bulan.
Adapun yang menambah kekhawatiran investor adalah potensi penutupan sebagian pemerintahan AS pada akhir pekan, yang menurut lembaga pemeringkat Moody's akan merugikan kredit negara tersebut.
Imbal hasil Treasury 10-tahun yang menjadi acuan telah naik ke level tertinggi dalam 16-tahun setelah prospek suku bunga jangka panjang Federal Reserve yang hawkish pada minggu lalu.
“Kami terus menyesuaikan diri dengan suku bunga yang lebih tinggi,” kata Kepala Investasi Commonwealth Financial Network, Brad McMillan, dilansir dari Reuters, Rabu (27/9/2023).
Indeks volatilitas CBOE (.VIX), yang dikenal sebagai "pengukur ketakutan" Wall Street, ditutup pada level tertinggi sejak 25 Mei.