JAKARTA - PT PLN (Persero) berupaya meningkatkan bauran energi terbarukan Biomassa dalam mencapai Net Zero Emission (NZE) tahun 2060 atau lebih cepat.
Salah satu sumber yang hangat diperbincangkan adalah tandan kosong kelapa sawit.
Koordinator Investasi dan Kerja Sama Bioenergi, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Trois Dilisusendi menjelaskan, pemanfaatan pellet tandan kosong kelapa sawit merupakan angin segar, pertanda makin banyak sumber olahan sampah yang bisa digunakan sebagai bahan baku biomassa untuk co-firing atau bahan bakar alternatif untuk PLTU.
Menurutnya, bukan perkara mudah mengolah limbah tandan kosong kelapa sawit menjadi bahan baku biomassa.
”Awalnya kita kesulitan soal teknologi. Namun Alhamdulillah, saat ini pellet tandan kosong kelapa sawit sudah bisa diproduksi dan dimanfaatkan untuk co-firing,” ujar Trois dalam keterangan tertulisnya, Jakarta, Selasa (17/10/2023).
Trois pun berharap, inovasi ini bisa diterapkan pada 52 PLTU milik PLN yang telah diberi mandat melakukan co-firing.
Direktur Utama PLN Energi Primer Indonesia (PLN EPI) Iwan Agung Firstantara mengatakan, pihaknya berkomitmen penuh mendukung rencana pemerintah dalam mencapai target pemanfaatan co-firing sebesar 10,2 juta ton pada tahun 2025.
Menurutnya, substitusi bahan bakar batu bara ke biomassa ini adalah proyek yang strategis.
”Selain bisa mengurangi ketergantungan atas batu bara yang merupakan energi fosil, langkah ini menjadi salah satu cara untuk menurunkan emisi karbon mencapai NZE 2060. Dengan co-firing biomassa PLN bisa mendapatkan energi bersih dengan biaya minimal,” katanya.
Ketua Umum Masyarakat Energi Biomassa Indonesia (MEBI) Milton Pakpahan mengapresiasi langkah PLN dalam memanfaatkan limbah sawit sebagai bahan baku co-firing biomassa.
“Banyak teman-teman yang siap mendukung PLN EPI dalam hal penggunaan biomassa untuk mencapai target 10,2 juta ton,” ucap dia.