Menurutnya, bila panen raya dan produksi gabah di tingkat petani membaik, maka 2 juta ton beras yang didatangkan merupakan tahap akhir dari penugasan impor.
Tak berselang lama pasca klaim tak mau impor lagi, Buwas justru mendapat penugasan baru dari pemerintah untuk kembali melanjutkan impor beras. Penugasan ini langsung disampaikan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Tak tanggung-tanggung, Kepala Negara meminta Bulog mendatangkan 1,5 juta ton beras hingga akhir 2023. Ada alasan atau pertimbangam mendasar Bulog melanjutkan aktivitas impornya.
Alasan pertama, perusahaan harus memenuhi pasokan beras, terutama cadangan beras pemerintah (CBP). Langkah itu harus dilakukan karena perusahaan harus memenuhi kebutuhan masyarakat.
BACA JUGA:
Dalam perhitungan pemerintah, pada periode Januari-Maret 2024 diperkirakan belum terjadi panen raya, kondisi ini tentu berdampak signifikan pada stok beras Bulog.
Alasan kedua, BUMN di sektor pangan ini juga harus memenuhi program bantuan sosial (bansos) beras 10 kilogram (Kg) untuk 21,3 juta Keluarga Penerima Manfaat (KPM) yang rencananya diperpanjang tiga bulan ke depan atau Januari, Februari, Maret 2024.
"Untuk menghadapi Januari, Februari, Maret yang diprediksi belum ada panen masal atau panen raya. Sedangkan ada program bantuan pangan di Januari, Februari, Maret," bebernya.
"Maka tadi Pak Presiden tugaskan Bulog untuk tahun ini harus bisa menambah stok 1,5 juta ton," lanjut Buwas.
Dari penugasan baru tersebut, lanjut Buwas, pihaknya terlebih dahulu mengincar 500.000 ton yang ditargetkan bisa direalisasi pada pertengahan Desember 2023.
Sementara 1 juta ton lainnya akan dicarikan solusi terbaik. Buwas menilai perlunya kebijakan lanjutan dari pemerintah untuk bisa mendatangkan sisa beras impor sebanyak 1 juta ton.
Pasalnya, penugasan tersebut tidak dapat ditunda hingga tahun depan atau harus direalisasikan tahun ini.
(Zuhirna Wulan Dilla)