Bahlil juga menegaskan tidak hanya proyek di Rempang, segala hiruk pikuk penolakan investasi juga akan sangat memberatkan bagi investor. Maka, penting untuk selalu menjaga stabilitas wilayah calon lokasi investasi.
"Kalau saya investor, ini duit orang ratusan triliun (rupiah), bukan uang kacang goreng ini. Kalau hanya Rp100-200 juta sih masih sedikit, ini ratusan triliun (rupiah), Bos. Kita membuat berita tidak aman, terus karena syarat utama negara itu kan harus memberikan rasa keamanan untuk investor bisa masuk," katanya.
Bahlil juga menuturkan proyek di Rempang sejak awal memang dibuat untuk menyaingi Singapura. Namun, ia heran hingga saat ini tidak pernah ada investor besar yang bertahan di Batam.
Dia pun kembali mengingatkan bahwa kesempatan emas yang datang perlu dioptimalkan.
"Pada 2004 ada investasi gede, masuk. Uang dari negara lain masuk, demo. Artinya investasi itu tidak jadi di Indonesia, (dia) lari ke negara lain. 2010 juga, ini 2023 begitu juga. Jadi, kita ini sebenarnya sedang bermain api untuk negara kita atau kita mau dipakai oleh negara lain," kata Bahlil.
(Feby Novalius)