Calcalist menggambarkan perkiraan ILS200 miliar atau Rp793,5 triliun sebagai hal yang optimis, meskipun Kementerian Keuangan menegaskan bahwa mereka tidak mempertanggungjawabkan data yang disajikan.
Pada 7 Oktober, para pejuang Hamas dari Gaza melancarkan serangan paling mematikan yang pernah dialami oleh warga sipil Israel. Sejak itu, Israel telah melancarkan serangan di Gaza dengan tujuan untuk menghilangkan kelompok tersebut.
Menurut Reuters, sekitar setengah dari biaya ini akan dialokasikan untuk belanja pertahanan, sekitar Rp15,571 triliun per hari.
Sementara itu, sekitar Rp622 triliun akan menjadi hasil dari kerugian pendapatan, sementara Rp217 triliun akan dialokasikan sebagai kompensasi bagi bisnis yang terkena dampak. Selain itu, sekitar Rp155 triliun akan digunakan untuk program rehabilitasi.
Menteri Keuangan Israel Bezalel Smotrich sebelumnya menyatakan bahwa pemerintah Israel sedang mempersiapkan paket bantuan ekonomi yang akan mencakup mereka yang terkena dampak serangan Palestina.
Paket tersebut dijanjikan akan menjadi lebih besar jumlahnya dibandingkan dengan bantuan yang diberikan selama pandemi Covid-19.
Pada hari Kamis 2 November 2023, Perdana Menteri Benjamin Netanyahu menegaskan komitmennya untuk membantu semua yang terkena dampak.
"Sama seperti yang kita lakukan selama pandemi Covid-19. Dalam satu dekade terakhir, kita telah membangun ekonomi yang sangat kuat, dan meskipun perang ini mengekang perekonomian, kita akan membayar biayanya tanpa ragu," katanya.
(Taufik Fajar)