3. Perikanan
Meskipun Indonesia memiliki potensi sumber daya perikanan yang sangat melimpah, upaya untuk melakukan hilirisasi produk di sektor perikanan masih tergolong rendah jika dibandingkan dengan prestasi negara-negara lain.
Riza Damanik, Ketua Umum Ikatan Sarjana Kelautan Indonesia (ISKINDO), menekankan pentingnya pengolahan lanjutan sebagai sarana untuk memperkuat peluang ekonomi dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Dengan memberikan contoh dari negara-negara seperti Amerika Serikat, China, Vietnam, dan Thailand, Riza menyatakan bahwa hilirisasi di sektor perikanan dapat memberikan lompatan signifikan bagi pertumbuhan ekonomi, mencapai angka hingga 50 persen atau bahkan 500 persen dari nilai komoditas perikanan.
Dalam konteks Indonesia, syarat mutlak yang harus dipenuhi untuk mendorong pengolahan lanjutan adalah menciptakan lapangan kerja yang lebih luas di sektor perikanan dan membangun ekosistem usaha yang kuat yang menghubungkan berbagai pelaku usaha, dari skala mikro hingga besar.
Hilirisasi Butuh Regulasi
Ganjar menyampaikan pandangan bahwa untuk mewujudkan konsep hilirisasi baru, terutama di sektor kemaritiman yang dianggap sebagai potensi, diperlukan regulasi yang jelas dari hulu hingga hilir.
Dia juga menyoroti pentingnya pengembangan infrastruktur pendukung seperti cold storage dan ketersediaan bahan bakar.
Ganjar menekankan perlunya pembagian perhatian yang merata, dengan memberikan perhatian dan afirmasi khusus untuk sektor mikro. Fasilitasi harus diberikan agar sektor ini dapat berkembang. Menurut Ganjar, jika sektor ini tumbuh, dampak positifnya akan sangat besar.
Ganjar meyakini bahwa dengan menerapkan strategi alternatif untuk memperluas skema pengolahan lanjutan di Indonesia, hilirisasi memiliki potensi untuk menggali peluang dari sektor kelautan, pertanian, dan perkebunan.
(Kurniasih Miftakhul Jannah)