JAKARTA – Serangan Israel di Gaza masih terus berlanjut hingga saat ini. Belakangan ini banyak diperbincangkan soal motif utama serangan Israel yaitu Proyek Kanal Ben Gurion.
Kanal Ben Gurion adalah proyek yang sudah lama ingin diwujudkan namun terhalang oleh Gaza yang dikuasai Hamas.
BACA JUGA:
Kanal Ben Gurion dibangun untuk menjadi alternatif dari Kanal Suez milik Mesir.
Koridor sepanjang 260 kilometer akan membentang dari wilayah Gaza-Ashkelon ke Laut Merah.
Ben Gurion digadang-gadang menjadi jalur baru energi dan perdagangan global yang akan menyingkirkan Kanal Suez yang sangat berpengaruh terhadap ekonomi Mesir.
BACA JUGA:
Menurut Bank Dunia, kanal Suez Mesir ini menghasilkan pendapatan to USD9,4 miliar pada tahun fiskal 2022-23 dan menyumbangkan 2% dari PDB Mesir sejumlah USD476,8 miliar.
Dilansir dari turkeynewspaper.com, Rabu (15/11/2023), Pakar politik Palestina Sami al-Aryan menjelaskan bahwa proyek Ben Gurion sama tuanya dengan sejarah rezim penduduk.
Proyek ini juga berkaitan erat dengan kepentingan militer, ekonomi, energi dan wilayah yang strategis. Pengembangan proyek ini juga sangat membutuhkan keterlibatan dengan Aegean dan Mediterania sehingga membutuhkan kerja sama antara Mesir dan Turki.
“Jalur Ben Gurion akan memperpendek rute melalui Afrika selama tiga minggu. Ini akan berdampak besar pada rute global dan berperan meningkatkan ketegangan wilayah juga memicu perang,” kata Sami.
Perkiraan biaya yang akan dikeluarkan untuk proyek Ben Gurion mencapai USD100 miliar.
BACA JUGA:
Angka ini lebih besar dari kemungkinan biaya yang dikeluarkan untuk memperlebar Kanal Suez.
Proyek yang direncanakan sejak 1960-an ini sempat tenggelam pasca-perdamaian antara Mesir dan Israel.
Namun, hal ini kembali diperbincangkan usai insiden kapal kargo raksasa yang nyangkut di Kanal Suez dan mengacaukan arus perjalanan kapal dalam beberapa pekan.
Gencarnya serangan Israel di Gaza juga memunculkan anggapan akan dilanjutkannya lagi proyek Kanal Ben Gurion.
(Zuhirna Wulan Dilla)