JAKARTA - Partai Perindo menyikapi kenaikan harga gula global imbas dari fenomena El Nino yang menyebabkan kekeringan panjang dan mengurangi panen tebu di India dan Thailand. Di mana kedua negara tersebut merupakan penghasil gula terbesar di dunia.
Menurut Juru Bicara Nasional Partai Perindo Yerry Tawalujan, pemerintahan Joko Widodo dan Ma'ruf Amin pada tahun terakhir periode kepemimpinannya harus fokus pada penanganan ketersediaan dan kestabilan harga pangan. Sebab, fenomena El Nino yang menyebabkan kekeringan panjang di Asia ini dampaknya terasa secara global.
"Hampir semua harga komoditas pangan naik tak terkendali. Ini harus langsung ditangani oleh Pemerintah," ujar Yerry kepada wartawan, Selasa (21/11/2023).
Yerry yang juga Caleg DPR RI dari Dapil Sulawesi Utara ini menjelaskan, dampak El Nino yang berakibat kekeringan panjang dapat dikategorikan sebagai situasi extraordinary, atau kondisi luar biasa yang perlu penanganan extra. Semua komoditas pangan, baik produk pangan dalam negeri maupun luar negeri akan naik harganya.
"Mulai dari cabai rawit, aneka bawang, sayur mayur, beras, telur ayam, minyak goreng, dan sekarang gula pasir ikut naik. Ini perlu ada penanganan khusus dari Pemerintah pusat dan harus turun tangan serta alokasikan anggaran khusus untuk subsidi bahan pangan," jelas Yerry.
Berdasarkan data dari laman Chanel News Asia, gula di pasar internasional diperdagangkan pada level harga tertinggi sejak tahun 2011, akibat rendahnya pasokan gula global karena kekeringan panjang dan menurunkan produksi gula di India dan Thailand, dua negara Asia penghasil gula terbesar kedua dan ketiga dunia.
"Harga gula dunia naik, disaat yang sama Indonesia justru menjadi negara pengimpor gula terbesar dunia dengan total impor 4,3 juta ton per tahun. Artinya negara kita sangat rentan dengan masalah pangan. Jadi Pemerintah untuk saat ini sebaiknya fokus pada pemenuhan bahan pangan yang memang menjadi kebutuhan mendesak," papar Yerry.