JAKARTA - PT Pertamina (Persero) menyumbang produksi minyak dan gas (migas) nasional hingga 68% pada 2022. Kontribusi sebesar 68% terhadap produksi minyak nasional dan 34% terhadap produksi gas nasional.
"Secara garis besar produksi hulu kita mengalami pertumbuhan rata-rata untuk minyak dan gas 8% ini dihasilkan dengan adanya pengeboran yang masif dan agresif," ujar Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati dalam RDP bersama Komisi VII DPR RI kemarin.
Atas capaian ini, Anggota Komisi VII DPR RI Mulyanto mengapresiasi kinerja Pertamina terkait produksi migas nasional.
"Meski Pertamina hanya menguasai 30% blok migas nasional, namun mampu menyumbang 68% migas nasional. Artinya secara nasional perusahaan kita, BUMN ini telah mendominasi produksi migas secara nasional," ujarnya.
Menurut dia, capaian tersebut menunjukkan bahwa produktivitas Pertamina sangat tinggi, terlebih jika ke depan produksi minyak nonkonvensional juga berhasil dengan baik, maka posisi Pertamina sebagai produsen migas akan semakin kuat.
Sementara itu, anggota DPR Komisi VII Ramson Siagian menambahkan produksi Pertamina yang lebih dari 68% migas nasional sangat positif. Apalagi, kinerja membanggakan tersebut dibarengi dengan pengembangan proyek Carbon Capture Storage (CCS) dan Carbon Capture Utilization and Storage (CCUS).
"Blok yang dikelola Pertamina hanya 30% nasional namun produksi lifting nasional 68%, ini bagus sekali. Apalagi, Pertamina Hulu Energi sudah menggunakan CCS, sebagai upaya untuk masuk di green energy," katanya.
Kondisi demikian, lanjutnya, menunjukkan bahwa Pertamina lebih cepat dalam upaya mencapai Net Zero Emission (NZE) 2060 sehingga perusahaan tersebut layak diapresiasi.
Sebelumnya dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Dirut Pertamina Nicke Widyawati, Komisi VII mengapresiasi capaian kinerja Pertamina beserta seluruh sub holding, antara lain peningkatan produksi minyak dan gas sebesar 8% dan produktivitas pengeboran sumur baru sebesar 16% pada 2023 dibandingkan 2022.
(Dani Jumadil Akhir)