Emiten Pengelola Rumah Sakit Masih Rasakan Dampak dari Covid-19

JAKARTA - Pandemi Covid-19 memberi dampak keuangan terhadap perusahaan pengelola rumah sakit PT Mitra Keluarga Karyasehat Tbk (MIKA) pada tahun 2023.

Manajemen mengakui fenomena ini berbalik dengan capaian 2022.

 BACA JUGA:

Direktur MIKA Joyce Vidyanti Handajani mengatakan penyakit yang didasari Covid-19 cukup mendominasi sepanjang tahun lalu, sehingga berdampak terhadap tingkat revenue per pasien. Sementara pada 2023 realisasi pasien virus corona tak lagi memberi kontribusi.

“Sehingga memang ada perbedaan antara dari sisi revenue per pasien atau intensitas pendapatan antara covid versus noncovid, dan covid jauh lebih tinggi sehingga menyebabkan gross profit maupun operating profit mengalami penurunan (di tahun 2023),” kata Joyce dalam Public Expose Live 2023, Senin (27/11/2023).

 BACA JUGA:

Sebagai catatan bahwa gross-profit MIKA terkontraksi 2,73% year-on-year (yoy) mencapai Rp1,57 triliun, demikian juga laba usaha yang mencapai Rp907,55 miliar, merosot 10,12% yoy dari Rp1 triliun. Laba bersih MIKA juga tercatat sebesar Rp686,10 miliar, lebih rendah 7,80% year-on-year (yoy) dibandingkan periode sama tahun sebelumnya.

Faktor pemberat lain disebut berasal dari pengeluaran atas kebutuhan pembukaan sejumlah rumah sakit. Hingga setahun terakhir, MIKA telah membuka empat rumah sakit, antara lain di Deltamas, Pamulang, Slawi, hingga Grand Wisata, Bekasi. Pengeluaran ini menyangkut persiapan pelatihan untuk karyawan sebelum rumah sakit tersebut beroperasi.

 BACA JUGA:

“Jadi ada total 4 RS yang dibuka, hal ini juga yang menyebabkan adanya pressure terhadap operating profit margin, karena dengan pembukaan baru rumah sakit kita perlu pre-operation cost sebelum rumah sakit itu berjalan,” papar Joyce.

MIKA tengah aktif meningkatkan kapasitas tempat tidur rumah sakit. Sepanjang 2023 rencananya perseroan membuka 60 sampai 100 tempat tidur operasional tambahan yang telah beroperasi pada tahun ini.

Hingga September 2023, pertumbuhan pendapatan MIKA telah mencapai 2,73% year-on-year (yoy) menjadi Rp3,15 triliun, dari periode sama tahun 2022 senilai Rp3,07 triliun. Manajemen memproyeksikan pendapatan usaha naik maksimal 6% hingga akhir tahun.

(Zuhirna Wulan Dilla)