JAKARTA - Juru Bicara Nasional Partai Perindo Yerry Tawalujan menanggapi batalnya impor 1 juta ton beras dari China.
Menurutnya, jika impor dari China tidak memungkinkan, Pemerintah harus mengusahakan impor dari negara lain untuk mencukupi kebutuhan beras dalam negeri.
"Prinsip utamanya adalah stok beras dalam negeri harus aman dulu. Jadi Pemerintah pasti sudah memiliki daftar dari negara mana saja yang kita bisa impor beras selain dari China. Dari China batal karena harga berasnya yang kemahalan," ujar Yerry kepada wartawan.
Yerry yang juga merupakan Caleg DPR RI Dapil Sulawesi Utara ini menjelaskan situasi minimnya stok beras dalam negeri sehingga harus impor mencerminkan kegagalan pemerintah dan rakyat dalam memajukan pertanian.
"Bangsa kita gagal dalam pengembangan pertanian. Pemerintah dan rakyat gagal mencukupi kebutuhan sendiri. Ini tantangan untuk calon Presiden dan Wakil Presiden kedepan untuk prioritaskan pembangunan pertanian dan ketahanan pangan," jelas Yerry.
Dikatakannya beras merupakan kebutuhan pangan utama rakyat. Apa pun caranya, stok beras nasional harus tersedia dalam perubahan musim sekalipun.
"Kalau impor dalam jumlah besar dari China batal, maka caranya impor saja secara eceran, dalam jumlah sedikit tapi dari banyak negara," jelas Yerry.