JAKARTA - Bank Indonesia (BI) melanjutkan penguatan bauran kebijakan moneter, makroprudensial, dan sistem pembayaran. Hal ini guna menjaga stabilitas dan mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
Upaya ini ditempuh melalui 5 (lima) langkah strategis.
"Pertama, stabilisasi nilai tukar Rupiah melalui intervensi di pasar valas pada transaksi spot, Domestic Non-Deliverable Forward (DNDF), dan Surat Berharga Negara (SBN) di pasar sekunder," ujar Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo dalam Konferensi Pers RDG BI di Jakarta, Kamis (21/12/2023).
Langkah kedua adalah melalui penguatan strategi operasi moneter yang pro-market untuk efektivitas kebijakan moneter, termasuk optimalisasi Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI), Sekuritas Valas Bank Indonesia (SVBI), dan Sukuk Valas Bank Indonesia (SUVBI).
"Yang ketiga, BI juga terus melanjutkan penguatan kebijakan transparansi Suku Bunga Dasar Kredit (SBDK) dengan fokus pada suku bunga kredit per sektor ekonomi," tambah Perry.
Langkah keempat, akselerasi digitalisasi sistem pembayaran dan perluasan kerja sama antarnegara guna meningkatkan volume transaksi dan mendorong inklusi Ekonomi Keuangan Digital (EKD) yang ditempuh melalui sejumlah langkah.
"Yaitu perluasan implementasi QRIS dengan menetapkan target penggunaan QRIS sebesar 55 juta pengguna di tahun 2024, menetapkan target volume transaksi QRIS sebanyak 2,5 miliar transaksi pada tahun 2024, dan memperkuat strategi implementasi QRIS Antarnegara untuk percepatan akseptasi transaksi," ungkap Perry.