Perang Lawan Hamas Habiskan Rp890 Triliun, Israel Terancam Terlilit Utang

Meliana Tesa, Jurnalis
Selasa 02 Januari 2024 08:57 WIB
Dampak Perang pada Utang Israel. (Foto: Okezone.com/Reuters)
Share :

JAKARTA - Bank Sentral Israel memberi peringatan soal utang bakal meningkat karena perang merugikan perekonomian di masa depan. Bank sentral juga telah memutuskan untuk menurunkan suku bunga acuannya dari 4,75% menjadi 4,5%.

Gubernur Bank Sentral Israel Amir Yaron, pihaknya telah memangkas suku bunga acuan yang pertama kali dilakukan sejak 2020. Menurutnya, kredibilitas pasar bergantung pada mulai membuat penyesuaian anggaran yang jelas pada tahun ini.

"Saya ingin mengatakan sejelas mungkin, tidak bertindak sekarang untuk menyesuaikan anggaran melalui pemotongan pengeluaran, menghapus kementerian yang berlebihan dan meningkatkan pendapatan mengingat kebutuhan perang kemungkinan akan merugikan perekonomian lebih banyak di masa depan," kata Yaron, dilansir dari Financial Times, Selasa (2/1/2023).

Oleh karena itu, dirinya pun memperingatkan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu untuk segera mengekang belanja publik. Pasalnya pasar dapat bereaksi buruk jika pemerintah gagal mengambil tindakan atas biaya perang melawan Hamas sebesar USD58 miliar atau setara Rp890 triliun .

Bank Sentral Israel pun memperkirakan bahwa dengan asumsi dampak ekonomi dari perang terus dirasakan sepanjang 2024, dan pertempuran sebagian besar terkonsentrasi di Gaza, biaya anggaran negara Israel akan mencapai sekitar Shk210 miliar.

Dia menambahkan, meski perekonomian sudah mulai pulih dari guncangan awal akibat perang yang memaksa penutupan bisnis di wilayah sekitar Gaza dan di perbatasan utara Israel dengan Lebanon. Prosesnya belum selesai, khususnya di sektor pariwisata.

Bank of Israel juga memperkirakan inflasi, yang sebesar 3,3% pada November 2023, akan berkurang menjadi 2,4% pada akhir tahun ini, sehingga mengembalikannya ke kisaran targetnya yaitu 1 hingga 3%.

“Perekonomian Israel pada dasarnya kuat dan memiliki karakteristik yang diperlukan untuk mencapai kesejahteraan bahkan ketika sedang berperang. Namun hal ini tidak terjadi dengan sendirinya,” kata Yaron

Sebagai informasi, Israel menyatakan perang terhadap Hamas setelah kelompok militan Palestina melancarkan serangan dahsyat terhadap negara itu pada tanggal 7 Oktober, yang menewaskan 1.200 orang, menurut pejabat Israel, dan mengambil 240 host lainnya.

Dalam beberapa bulan sejak itu, Israel telah melancarkan kampanye darat yang ganas di Gaza, yang telah menewaskan lebih dari 21.800 orang, menurut para pejabat Palestina, serta membuat lebih dari 1,9 juta dari 2,3 juta penduduknya mengungsi dan membuat sebagian besar wilayah kantong tersebut tidak dapat dihuni.

(Feby Novalius)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Finance lainnya