2. Realisasi Pendapatan Negara
Realisasi pendapatan negara terdiri atas penerimaan perpajakan Rp2.155,4 triliun dan PNBP yang dikelola Kemenkeu Rp605,9 triliun, serta hibah Rp13 triliun.
"PNBP ini juga luar biasa. Namun, 2023 ini PNBP yang tadinya kita desain cukup konservatif karena kami memperkirakan semua komoditas turun semuanya, CPO turun, kemudian batu bara turun maka APBN itu hanya menargetkan Rp441,4 triliun untuk PNBP ternyata di DJA mampu mengumpulkan PNBP diatas Rp600 triliun," jelas Sri dengan bangga.
3. PNBP Capai Rp605,9 Triliun
Realisasi Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) 2023 mencapai Rp605,9 triliun. Jika dibandingkan dengan PNB tahun lalu yang capai Rp595,6 triliun, angka tersebut naik 1,7%.
“Penerimaan yang ketiga yang tadi juga kinerjanya sangat baik, PNBP kita naik secara signifikan mencapai Rp605,9 triliun,” katanya.
Sri Mulyani memaparkan data angka Rp605,9 triliun ini merupakan 137,3% dari target APBN awal yang sebesar Rp441,4 triliun dan naik 117,5 % dari target Peraturan Presiden (Perpres) 75/2023 yang sebesar Rp 515,8 triliun.
4. SDA Alami Penurunan
Sri Mulyani menjelaskan bahwa target APBN 2023 dibuat konservatif. Hal ini sebab banyak dipengaruhi oleh penerimaan sumber daya alam yang harga komoditasnya jatuh
“Target APBN dibuat konservatif karena kita tahu bahwa PBNP itu banyak dipengaruhi oleh penerimaan sumber daya alam yang harga komoditasnya jatuh dan memang benar tadi coal jatuh, CPO jatuh, dan jatuhnya double digit atau dalam banget, coal tadi kan 60%, CPO 18%,” jelas Sri Mulyani.
Dilihat dari penyumbang PNBP, Sumber daya alam (SDA) minyak dan gas (migas) tercatat menurun 21,5% menjadi Rp116,8 triliun, jika dibandingkan tahun sebelumnya Rp148,7 triliun.
Sedangkan untuk SDA non migas naik 15% dari Rp120,1 triliun pada 2022 menjadi Rp138 triliun pada 2023. PNBP migas mengalami kontraksi sebesar 21,5% menjadi Rp116,8 triliun pada 2023.
5. Batu Bara Jadi Penyumbang SDA Terbesar
Menurut Sri Mulyani kenaikan tarif royalti batu bara berpengaruh besar terhadap kinerja pertumbuhan PNBP. Hal ini sesuai dengan mandat dari PP No. 26 Tahun 2022.
"Naiknya tarif royaltinya waktu itu banyak suara. Harga batu bara tinggi kita dapat dari pajak maupun PNBP, kita yang kita collect," ungkap Sri.
Kemudian, royalti ini juga meningkatkan setoran dividen BUMN terutama perbankan dan nonperbankan.
6. KND Naik 102,1%
Penerimaan dari Kekayaan Negara Dipisahkan (KND) tercatat mengalami pertumbuhan 102,1% menjadi Rp 82,1 triliun sepanjang 2023.
Sedangkan pada akhir 2023, penerimaan PNBP lainnya mengalami penurunan sebesar 8,5% menjadi Rp179,6 triliun. Selain itu, tercatat juga pendapatan BLU turun tipis 0,5% menjadi Rp89,4 triliun.
7. Rincian Belanja Negara
Sepanjang 2023 Belanja Negara tercatat capai Rp3.121,9 triliun. Jika dibandingkan dari APBN Rp3.061,2 triliun dan 100,2% Perpres no 75/2023 Rp3.117,2 triliun, Realisasi tersebut lebih tinggi 100,2%.
"Ini artinya belanja kita masih terakselerasi, naik, itu untuk Belanja Pemerintah Pusat (BPP) terutama belanja Kementerian/Lembaga (K/L) yang di dalam APBN awal di desain Rp1.008 triliun, realisasi sementara Rp1.153,5 triliun atau 115% dari anggaran belanja kementerian lembaga awal," jelas Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani
(Kurniasih Miftakhul Jannah)