JAKARTA – Gerai Starbucks diboikot warga dunia sebagai buntut konflik Israel-Gaza. Aksi boikot ini mendorong raksasa franchise minuman tersebut untuk berbenah.
Alil-alih menutup gerai, sejumlah kedai Starbucks mengganti nama demi memperbaharui citra. Salah satunya dilakukan oleh kedai Starbucks di Bandara Dublin, Irlandia yang melakukan rebranding dengan mengubah namanya menjadi Vista Coffee. Langkah perusahaan ini ramai menjadi perbincangan warga jagad maya X.
“Outlet Vista Coffee kami telah dibuka di Terminal 1 pagi ini, dan telah siap untuk para penumpang,” tulis akun X @DublinAirport, dikutip Selasa (9/1).
Kendati berubah namanya, layar apan menu yang dipajang pun tetap menu Starbucks. Tak berubah, dengan rincian ukuran minuman.
Sejumlah warganet berpendapat bahwa ini merupakan buntut dari aksi boikot yang terjadi belakangan ini.
“Mereka sepertinya merebranding karena diboikot? Masih pakai menu yang sama,” tulis akun @Wikkybikky.
Secara resmi otoritas Bandara Dublin mengonfirmasi perubahan nama ini hanya bersifat sementara. Mereka mengakui bahwa gerai Starbucks yang lama telah tutup sejak akhir Desember 2023.
“Ada operator baru yang mengambil alih unit kedai tersebut. Untuk memastikan penumpang bandara tetap dapat mengunjungi kedai kopi, mereka untuk sementara berada di bawah merek Vista,” papar manajemen, dilansir LovinDublin, Selasa (9/1/2024).
Manajemen menuturkan operator yang baru telah melakukan kesepakatan dengan penghuni sebelumnya (franchise Starbucks) untuk menggunakan peralatan dan perlengkapan mereka.
“Juga produk mereka (Starbucks) untuk sementara. Perubahan ini merupakan bagian dari perombakan besar-besaran sejumlah kedai makanan di Terminal 1 dan 2,” paparnya.
Sebagaimana diketahui, seruan boikot Starbucks meluas menyusul langkah organisasi pekerja Starbucks yang membagikan postingan media sosial yang mendukung Palestina.
Ini kemudian menimbulkan reaksi dari manajemen yang kemudian menggugat serikat pekerja mereka pada Oktober 2023.
Pada tanggal 9 Oktober lalu, Starbucks Workers United memposting “Solidaritas dengan Palestina!” di akun X (sebelumnya Twitter). Sesuai AP News Workers United, sebuah serikat pekerja yang berbasis di Philadelphia, mengatakan bahwa para pekerja memasang tweet tersebut tanpa izin dari pemimpin serikat pekerja.
(Kurniasih Miftakhul Jannah)