Ganjar Gagas Roadmap dan Kebijakan Strategis Jangka Menengah Swasembada Gula

Suparjo Ramalan, Jurnalis
Jum'at 12 Januari 2024 18:52 WIB
Ganjar Pranowo Bicara soal Swasembada Gula (Foto: MPI)
Share :

Capres berambut putih ini mengungkapkan, kebijakan impor bahan pangan seringkali tidak seimbang dan menyebabkan harga tidak stabil, yang kemudian merugikan petani dan masyarakat.

“Mbok, kalau impor gula, tebu petaninya dibeli lebih dulu. Jangan sampai kebutuhannya lebih berat pada impor, kita tidak akan pernah mandiri,” imbuhnya.

Mantan Gubernur Jawa Tengah dua periode itu juga menjelaskan, ketidakseimbangan strategi impor juga kerap terjadi dalam sistem pertanian tembakau. Ia menyayangkan kondisi ini terjadi, sehingga menyebabkan Indonesia seolah-olah tidak mandiri memenuhi kebutuhan dalam negeri.

“Sebenarnya di Jawa Tengah, saya sering mendengar tembakau kita belum terbeli semua, tapi keran impor dibuka. Kemudian, impor ini menjadi cerita atau pertunjukan semakin tidak mandirinya kita di bidang perekonomian, khususnya sektor pertanian. Itu catatan penting, yang neracanya kami akan coba baca untuk mencari solusi menyeimbangkan ini sehingga petani di dalam negeri mendapat tempat pertama dan utama,” tegasnya.

Ganjar juga menyatakan, swasembada tidak dapat diwujudkan dalam waktu jangka pendek. Sebab, menurutnya, masalah di sektor pertanian saling terkait satu sama lainnya dan membutuhkan penyelesaian yang komprehensif.

“Ya, kalau kita melihat rutenya sudah dibuatkan roadmap. Tapi, kalau kita bicara jangka pendek, belum bisa. Maka musti bicaranya jangka menengah setidaknya, mulai dari perbaikan pabrik gula, benih, pupuk, dan budi daya, dan tata niaga, termasuk permodalan,” ujarnya.

Melalui rencana jangka menengah, ia optimistis swasembada total belum terpenuhi, setidaknya Indonesia sudah mengarah ke swasembada dan ini akan mempengaruhi kondisi perekonomian nasional.

“Kita harus belajar, orang terkaya di dunia ini salah satunya dulu adalah orang Indonesia dan itu bisnisnya gula, rumahnya masih ada di Semarang. Jadi, artinya kita mengalami banyak kemunduran dan kita mesti belajar untuk mengembalikannya,” pungkas Ganjar.

(Taufik Fajar)

Halaman:
Lihat Semua
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Finance lainnya