JAKARTA - Tahun 2045 Indonesia ditargetkan menjadi negara maju. Salah satu syarat yang harus dipenuhi adalah rasio kewirausahaan mencapai 12%-14%
"Sementara saat ini hanya 3,4% yang masih sangat jauh sekali," ujar Dirjen Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan Isy Karim dalam keterangan tertulisnya, Jakarta, Senin (21/1/2024).
Upaya meningkatkan wirausahawan tersebut, sudah dimulai dengan membangun program Usaha Bersama (UB) yang digagas LDII. "Sekilas mungkin terdengar sepele, namun warung atau UB adalah embrio dari usaha mikro, kecil, menengah (UMKM),” katanya.
Menurutnya, warung memiliki kontribusi besar terhadap perekonomian negara. Tercatat, kontribusi UMKM di Produk Domestik Bruto (PDB) mencapai 60% dari jumlah UMKM di Indonesia mencapai 65,46 juta UMKM.
Pemerintah turut serta memberikan bantuan kepada para UMKM sebagai stimulus masyarakat agar pemilik warung semakin naik kelas. Pihaknya berharap stimulus tersebut membantu pelaku usaha dengan pendampingan dan program-program lainnya. Semuanya merupakan akses yang sudah digandeng dengan berbagai institusi.
Adapun ritel modern berfungsi mendukung bisnis UMKM hingga jasa. Seperti contoh jasa sertifikasi halal, jasa pengemasan, dan sebagainya.
“Saat ini kita menggandeng ritel modern untuk menarik supplier-supplier agar harga nya bersaing dan semua sektor perdagangan tetap berjalan optimal,” ucap Irsy. Sementara itu, lokapasar berfungsi memasarkan produk UMKM agar dikenal luas.
Dari segi permodalan, lembaga pembiayaan dan perbankan dapat membantu menembus pasar ekspor. Market place juga berperan dalam mengembangkan UMKM melebarkan inovasi bisnis, tidak hanya melakukan penjualan offline tapi juga online.