"Kan siklus daripada komoditi itu kan naik turun apakah itu batu bara, nikel, timah atau emas apa saja tetapi kalau kita melihat selama 10 tahun terakhir ini harga nikel dunia itu di 15.000-an dolar AS bahkan pada periode 2014-2019 periode hilirisasi mulai kita lakukan harga rata-rata nikel itu hanya 12.000 dolar AS," ungkapnya.
Selain itu, Luhut juga menyebut bahwa program hilirisasi yang dilakukan bermanfaat bagi perekonomian Indonesia.
"Pernah kita inflasi di bawah 3%? kan baru sekarang. Pernah 44 bulan kita surplus ekspor? kan baru sekarang, apa itu? Ya hilirisasi. Kita bisa maintain growth masih 5% di tengah-tengah keadaan ekonomi dunia begini dan kita masih berupaya di atas 5%, mungkin 6% di tahun depan," ujarnya.
(Kurniasih Miftakhul Jannah)