Pedagang Tempe di Probolinggo Ngeluh ke Siti Atikoh soal Harga Kedelai

Iqbal Dwi Purnama, Jurnalis
Jum'at 26 Januari 2024 19:30 WIB
Siti Atiqoh Blusukan ke Pasar (Foto: MPI)
Share :

JAKARTA - Istri calon Presiden nomor urut 03 Ganjar Pranowo, Siti Atikoh Suprianti menampung curhatana dari pedagang tempe soal ketidakstabilan harga kedelai yang menyebabkan stok tempe berkurang dan membuat harganya naik.

Momen itu terjadi ketika Siti Atikoh blusukan di Pasar Baru Probolinggo, Jawa Timur, Jumat (26/1/2024). Atikoh tiba di lokasi sekitar pukul 07.20 WIB, langsung disambut simpatisan dan warga yang mengenalinya.

Atikoh tampak didampingi Wasekjen DPP PDI Perjuangan Sadarestuwati, Sekretaris DPD PDI Perjuangan Jatim Sri Untari, Ketua DPC PDI Perjuangan Probolinggo Nasution, serta sejumlah caleg dari partai-partai pengusung.

"Harga tempenya stabil Bu, karena harga kedelai juga stabil. Tapi kalau harganya lagi turun itu isinya (kualitas) kurang. Kalau harga kedelai naik, tempenya naik juga sekitar Rp15 ribu per-papan," kata pedagang bernama Rofik.

Kepada Atikoh, Rofik berpesan agar stabilitas harga kedelai bisa terjaga. Sehingga tidak terjadi penurunan kualitas tempe ketika harga kedelai turun.

"Karena memang kita kan masih banyak tergantung pada kedelai untuk olahan dari tempe sama tahu. Sehingga harapannya ke depan bisa tercipta kedaulatan kedelai," jelas Rofik.

Sementara itu, harga bawang merah dan bawang putih di Pasar Baru Probolinggo saat ini berkisar Rp30 ribu-Rp35 ribu. Harga tersebut bagi konsumen, terbilang cukup tinggi harganya di daerah penghasil bawang itu.

Siti Atikoh mengatakan kedelai menjadi salah satu komoditas penting karena memiliki kandungan gizi yang melimpah. Masyarakat Indonesia secara umum juga mengkonsumsi olahan kedelai seperti tempe dan tahu.

“Tiap hari masyarakat di Indonesia kan makan tempe, ya, dan ini sudah terbukti secara ilmiah, secara akademis benar-benar superfood. Di mana proteinnya sangat tinggi, lengkap, asam aminonya lengkap sehingga jangan sampai karena ketersediaan bahan bakunya lemah nanti diklaim sama luar negeri jadi produk mereka,” katanya.

Atikoh mengatakan, terkait keluhan-keluhan di pasar itu Ganjar-Mahfud berkomitmen mengembalikan fungsi Bulog untuk stabilitas pangan Tanah Air sebagai upayanya.

“Lebih mengefektifkan Bulog, koperasi, sehingga dari petani itu langsung ke koperasi, ke Bulog dan tidak terlalu banyak rentetannya. Kalau pun ada paling ke pedagang besar dulu, terus nanti titiknya dua atau tiga jangan sampai sembilan seperti sekarang sehingga ketika sampai di konsumen pasti harganya cukup tinggi,” tandas Atikoh.

(Taufik Fajar)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Finance lainnya