JAKARTA - Pemerintah mendorong teknologi hidrogen ramah lingkungan dengan mencapai Net Zero Emission (NZE). Dalam menjalankan upaya tersebut, Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) telah meresmikan 21 Unit Green Hydrogen Plant pada 20 November 2023.
“Indonesia kian dekat dengan adopsi teknologi hidrogen ramah lingkungan. Indonesia sudah memiliki strategi hidrogen nasional serta meresmikan 21 unit green hydrogen plant. Yuk baca strategi hidrogen nasional di ebtke.esdm.go.id!” tulis akun instagram @djebtke, dikutip Sabtu (10/2/2024).
Berikut daftar 21 unit green hidrogen plant yang telah diresmikan di Indonesia.
DKI Jakarta:
PLTU Priok
PLTU Muara Karang
Jawa Timur:
PLTU Paiton
PLTU Gresik
PLTU Pacitan
PLTU Tanjung Awar-Awar
PLTU Grati
Sumatera Utara:
PLTU Pangkalan Susu
Bali:
PLTU Pemaron
Banten:
PLTU Cilegon
PLTU Labuan
PLTU Suralaya 8
PLTU Suralaya 1-7
PLTU Lontar
Jawa Barat:
PLTU Pelabuhan Ratu
PLTU Indramayu
PLTU Muara Tawar
Jawa Tengah:
PLTU Tambak Lorok
PLTU Adipala
PLTU Tanjung Jati
PLTU Rembang
Sebagai informasi, saat ini sudah ada 4 Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) yang beroperasi tanpa bahan bakar batu bara. PLTU tersebut memanfaatkan 100 persen biomassa untuk bahan bakar pengganti batu bara atau dikenal dengan sebutan biomass firing.
Keempat PLTU tersebut adalah PLTU Barru, PLTU Sintang, PLTU Sanggau, dan PLTU Tanjung Balai Karimun.
Direktur Utama PLN Indonesia Power Edwin Nugraha Putra menyebutkan, biomass firing merupakan bentuk konsistensi PLN IP untuk mendukung PLN dalam memimpin transisi energi di Indonesia. PLTU Barru menjadi PLTU CFB (Circulating Fluidized Bed) pertama yang berhasil menerapkan 100% biomass firing.
PLTU CFB ini merupakan PLTU di lingkungan PLN yang menerapkan metode pembakaran lapisan bahan bakar padat dan pasir yang terfluididasi. Sedangkan PLTU Sintang, Sanggau dan Tanjung Balai Karimun adalah PLTU Stoker atau Chain Grate dimana PLTU ini menerapkan metode pembakaran bahan bakar padat di atas pelat logam yang bergerak.
(Feby Novalius)