JAKARTA - PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BBTN) mencetak laba bersih Rp3,5 triliun sepanjang 2023. Laba BTN ini tumbuh 14,9% secara tahunan (year on year/YoY) jika dibandingkan pada 2022 yang mencapai Rp3,04 triliun.
Laba BTN ditopang oleh kenaikan pendapatan non bunga yang naik sekitar 124,37% secara tahunan menjadi Rp 3,82 triliun.
Untuk pendapatan bunga mencapai Rp28,27 triliun pada akhir Desember 2023, tumbuh 9,21% dari sebelumnya Rp25,89 triliun pada 2022. Demikin mengutip laporan keuangan yang dipublikasikan, Senin (12/2/2024),
Meski demikian seiring beban bunga, pendapatan bunga bersih (net interest income/NII) BTN sebesar Rp13,62 triliun pada 2023, dibanding Rp15,15 triliun pada 2022.
Sepanjang 2023, BTN mencatatkan peningkatan pendapatan berbasis komisi atau fee based income sebesar 14,86% yoy menjadi Rp1,43 triliun. Sebagai perbandingan, periode yang sama tahun sebelumnya BTN mengemas Rp1,24 triliun.
Pendapatan berbasis komisi adalah strategi bank yang menunjukkan kemampuan perusahaan memberikan service lebih kepada pelanggan di luar mengandalkan bunga.
Sementara, BTN membalikkan kerugian atas penjualan aset keuangan menjadi keuntungan. Sedangkan pada 2022, pos tersebut mengalami rugi Rp500,32 miliar kini menjadi untung Rp548,61 miliar.
Lebih lanjut, sepanjang 2023, BTN mencatatkan peningkatan sejumlah rasio penting. Tercatat rasio margin bunga bersih (net interest margin/NIM) perseroan berada di level 3,75%.
Kemudian, rasio imbal balik aset (return on asset/ROA) bank naik 5 bps menjadi 1,07%. Rasio imbal balik ekuitas (return on equity/ROE) BTN sebesar 13,86% pada 2023.
Dari sisi intermediasi, BTN telah menyalurkan kredit sebesar Rp296,58 triliun pada tahun lalu, tumbuh 11,22% dari periode sebelumnya Rp266,66 triliun.
Kemudian pembiayaan syariah BTN sebesar Rp37,11 triliun sepanjang 2023, naik 17,36% dari sebelumnya Rp31,62 triliun. Alhasil, secara total kredit dan pembiayaan BTN menjadi Rp333,7 triliun, naik 11,87% yoy.
Dengan adanya kenaikan pembiayaan dan kredit, membuat aset bank pelat merah ini pun ikut terkerek naik 9,1% yoy menjadi Rp438,75 triliun dibanding sebelumnya Rp302,15 triliun.
Seiring dengan penyaluran kredit, rasio kredit bermasalah (non performing loan/NPL) gross BTN berada di level 3,01%, susut 37 basis poin (bps) dari level 3,38%. Sedangkan NPL nett BTN tercatat stabil di level 1,32% sepanjang 2023.
Di sisi lain, dari segi pendanaan, BTN meraup dana pihak ketiga (DPK) mencapai Rp349,93 triliun, naik 8,7%, dari sebelumnya Rp321,94 pada 2022. Dana murah atau current account savings account (CASA) BTN sebesar Rp188 triliun sepanjang 2023, tumbuh 20,36% dari sebelumnya Rp156,2 triliun atau porsinya mencapai 53,73% dari total DPK.
(Dani Jumadil Akhir)