Namun, melemahnya yen telah membantu meningkatkan harga saham beberapa perusahaan terbesar Jepang karena membuat ekspor negara tersebut, seperti mobil, lebih murah di pasar luar negeri.
Minggu ini, indeks saham utama Tokyo, Nikkei 225 melewati angka 38.000 untuk pertama kalinya sejak tahun 1990, ketika jatuhnya harga properti memicu krisis ekonomi. Rekor tertinggi Nikkei 225 sebesar 38.915,87 terjadi pada 29 Desember 1989.
Data PDB terbaru juga dapat berarti bahwa bank sentral negara tersebut mungkin akan menunda keputusan yang sangat dinanti-nantikan untuk menaikkan biaya pinjaman.
Bank of Japan memperkenalkan suku bunga negatif pada tahun 2016 sebagai upaya untuk meningkatkan belanja dan investasi. Suku bunga negatif membuat yen kurang menarik bagi investor global, sehingga menurunkan nilai mata uang tersebut.
(Dani Jumadil Akhir)