Adapun hingga saat ini setidaknya Badan Otorita telah mengantongi 2 LOI dari Uni Emirate Arab (UEA) untuk membangun proyek Energi Baru Terbarukan (EBT) di IKN dengan perkiraan nilai investasi sebesar Rp49,1 Triliun.
"Energi dari timur tengah, beberapa ada, tapi kalau belum konkret kita juga belum mau (umumkan), tapi masih berproses, konkret itu sampai groundbreaking, sekarang masih dalam proses," lanjut Dhony.
Selain sektor energi, sektor transportasi juga tengah dilirik oleh para calon investor asing. Dhony memberikan contoh misalnya rencana penggunaan taksi terbang di IKN sebagai moda transportasi umum di Ibukota baru tersebut yang akan dikembangkan oleh produsen mobil kenamaan, Hyundai.
Badan otorita menargetkan taksi terbang sudah bisa dioperasikan secara komersial pada tahun 2028 mendatang. Adapun hingga saat ini masih dalam tahap Proof of concept. Pada tahapan tersebut, pemerintah hendak melakukan pengujian atau pembuktian gagasan terhadap teknologi baru tersebut.
"Itu sudah jalan dengan Hyundai (taksi terbang), sekarang baru proof of concept, itu masih bergulir, proof of concept model dulu, belum masuk ke bisnis, tahun 2028 bakal dikomersilkan," tutup Dhony.
(Kurniasih Miftakhul Jannah)