Strategi Mitigasi Emisi Gas Rumah Kaca Sektor Peternakan

Opini, Jurnalis
Selasa 27 Februari 2024 11:42 WIB
Strategi Mitigasi Gas Rumah Kaca Sektor Peternakan (Foto: Opini)
Share :

 

Pengelolaan fermentasi enterik

Secara global, peternakan menempati sekitar 26% lahan. Sepertiga lahan peternakan digunakan untuk memproduksi pakan ternak. Fermentasi enterik merupakan sumber utama emisi metana dari ternak ruminansia. Sumber emisi ini dapat dikurangi melalui pengelolaan pola makan dan genetika.

Strategi nutrisi dan pemberian pakan seperti meningkatkan kecernaan hijauan dapat mengurangi emisi metana enterik sebesar 2,5–15% per unit susu yang diproduksi. Pengurangan emisi ini lebih signifikan dapat dicapai jika dikombinasikan dengan pendekatan genetik dan pengelolaan pakan. Bahan tambahan dan suplemen pakan, seperti antibiotik, lipid, biji-bijian, dan ionofor, juga telah terbukti dapat menurunkan emisi metana enterik.

Pengelolaan kotoran ternak

Kotoran ternak menghasilkan emisi nitrogen oksida dan metana. Sebagian besar terkait dengan metode penyimpanan dan penanganan. Perubahan praktik penyimpanan kotoran dapat mengurangi emisi GRK kotoran. Hal ini termasuk durasi penyimpanan yang lebih singkat, suhu penyimpanan yang lebih rendah, pemisahan kotoran padat-cair, dan penggunaan air yang lebih sedikit.

Proses pencernaan anaerobik, dimana mikroorganisme memecah kotoran ternak tanpa adanya oksigen, menghasilkan campuran biogas terutama metana dan karbondioksida. Biogas yang ditangkap digunakan sebagai bioenergi untuk menghasilkan panas atau listrik. Hal ini juga secara tidak langsung mengurangi emisi GRK dengan mengganti energi fosil yang menghasilkan banyak emisi. Dengan mengubah komposisi emisi dari kombinasi tradisional nitrogen oksida dan metana menjadi kombinasi karbondioksida dan metana.

Pengolahan anaerobik dapat menghasilkan pengurangan emisi GRK sebesar lebih dari 30% dibandingkan dengan pengolahan kotoran tradisional. Penyesuaian pola makan hewan dapat mengubah volume dan komposisi kotoran sehingga dapat mengurangi emisi dari kotoran.

Pengelolaan pupuk

 

Penggunaan pupuk untuk produksi pakan asal tanaman menyumbangkan emisi nitrogen oksida. Strategi mitigasi terkait bertujuan untuk meningkatkan efisiensi penggunaan nitrogen. Upaya yang dilakukan meliputi pemanfaatan nitrogen yang dilepaskan, penerapan presisi, pupuk organik, pemuliaan tanaman, modifikasi genetik, dan perubahan spesies tanaman.

Namun, menghitung potensi mitigasi dalam peningkatan efisiensi pupuk pada produksi pakan ternak merupakan hal yang rumit, ini menyisakan celah untuk diteliti di masa depan.

Praktik lain yang dapat dilakukan terkait pengurangan emisi dari produksi pakan adalah dengan mengubah jenis pakan ternak.

Potensi penggunaan protein mikroba sebagai pengganti pakan, yang dapat menggantikan 10–19% kebutuhan protein pakan ternak berbasis tanaman konvensional, yang menghasilkan pengurangan emisi GRK pertanian sebesar 7%.

 

Kesimpulan dan Saran

Sektor peternakan merupakan salah satu penyumbang emisi gas rumah kaca yang perlu ditanggulangi dengan tepat dan cepat. Jika tidak melakukannya akan timbul bencana yang tidak diinginkan di kemudian hari. Maka dari itu pemerintah perlu meningkatkan penerapan teknologi mitigasi akibat adanya emisi GRK dari peternakan.

Peternak harus berperan dalam upaya penurunan emisi GRK melalui budidaya ternak yang baik menggunakan bibit unggul dan pakan bermutu. Disertai kegiatan mitigasi GRK berupa pengomposan kotoran untuk pupuk dan pembuatan biogas.

Pemerintah perlu terus-menerus memfasilitasi mitigasi ini dengan meningkatkan program Unit Pengolahan Pupuk Organik. Penting menggalang komitmen semua pemangku kepentingan yang terlibat dalam kegiatan program ini yang tersencana dan berkesinambungan.

 

Oleh drh. Pudjiatmoko, Ph.D Medik Veteriner Ahli Utama Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan

(Dani Jumadil Akhir)

Halaman:
Lihat Semua
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Finance lainnya