1. El Nino dan Kampanye
Di sisi lain, peneliti Center for Indonesian Policy Studies (CIPS) Azizah Fauzi menjelaskan, ada beberapa faktor yang berperan pada kenaikan harga beras. “Salah satunya adalah kondisi cuaca yang mengakibatkan gagal panen di beberapa daerah penghasil beras, misalnya Cianjur,” katanya kepada Tempo, Selasa, 20 Februari 2024.
Azizah mengungkapkan, fenomena El Nino menyebabkan musim kemarau berkepanjangan, sehingga suplai beras berkurang. Selain itu, terdapat faktor permintaan yang meningkat di tengah masa kampanye Pemilihan Umum atau Pemilu 2024. Dia menyebut beras sering masuk dalam program tebus murah paket sembako di tahun politik.
2. Susahnya mendapat gabah
Ketum Perkumpulan Penggilingan Padi dan Pengusaha Beras Indonesia (Perpadi) Sutarto Alimoeso menjelaskan, keterbatasan pasokan gabah berimbas pada kelangkaan beras di gerai ritel. “Penyebab utama dimulai dari ketersediaan gabah yang terbatas – menyulitkan penggilingan padi untuk mendapatkan gabah – karena turunnya produksi,” ujarnya kepada Tempo melalui pesan singkat WhatsApp, Minggu, 18 Februari 2024.
Selain karena belum panen raya, dia menyebut, terjadi persaingan usaha tidak sehat antara penggilingan padi skala besar dan kecil. Tak hanya itu, masalah rantai pasok dari hulu ke hilir yang tidak pernah usai juga berkontribusi pada kelangkaan beras.
3. Terlalu sering Bantuan Sosial
Anggota Komisi XI DPR RI Hidayatullah menilai kebijakan pemerintah yang terus mengucurkan bantuan sosial (bansos) beras diduga menjadi salah satu penyebab harga beras mahal dan langka di pasaran. Menurutnya, mengacu pada data Badan Pusat Statistik (BPS), faktor inflasi komoditas pangan adalah kontributor inflasi terbesar.
“Peranan komoditas makanan mencapai 74,21 persen, sedangkan non-makanan hanya 25,75 persen pada Maret 2023. Pemerintah harus segera mengatasi, apalagi disinyalir jor-joran bansos beras juga merupakan penyebab beras menjadi langka,” kata Hidayatullah dalam keterangan resminya di Jakarta, Sabtu, 17 Februari 2024.
4. Banjir
Sementara itu, Presiden Joko Widodo membantah kelangkaan pasokan beras di tingkat retail akibat kebijakan pemerintah yang terus menggelontorkan bansos beras kepada masyarakat.
Jokowi menilai bansos pangan justru dapat menahan atau mengendalikan harga beras agar tidak naik.
“Tidak ada hubungannya sama sekali dengan bansos beras. Karena justru ini (bansos beras) yang bisa mengendalikan (harga), karena suplainya lewat bansos ke masyarakat,” ujar Jokowi usai meninjau cadangan beras di Pasar Induk Cipinang, Jakarta, Kamis, 15 Februari 2024.
Lebih lanjut, Jokowi menyatakan kenaikan harga dan kelangkaan beras dipicu oleh hasil panen yang belum masuk ke pasar. Selain itu, distribusi beras juga terdampak oleh banjir, seperti di Demak dan Grobogan, Jawa Tengah.
Demikian informasi mengenai 4 kemungkinan penyebab kenapa beras langka dan mahal.
(Taufik Fajar)