Investasi Asing di IKN Bakal Pecah Telur pada Groundbreaking Tahap 6

Iqbal Dwi Purnama, Jurnalis
Kamis 14 Maret 2024 21:04 WIB
Investasi Asing di IKN Bakal Pecah Telur. (Foto: Okezone.com/PUPR)
Share :

JAKARTA - Kepala Badan Otorita Ibu Kota Nusantara (OIKN) Bambang Susantono menargetkan investasi Kerjasama Pemerintah Badan Usaha (KPBU) mulai pecah telor perdana di groundbreaking berikutnya.

Bambang mengaku untuk investor asing, memang pemerintah menawarkan lebih dulu skema KPBU, bukan investasi langsung. Sehingga perlu berbagi risiko dengan pemerintah atas imvestasi yang dilakukan.

Menurutnya, saat ini Badan Otorita tengah mengurus skema KPBU dengan para investor asing. Targetnya dalam kurun waktu 2-3 bulan kedepan proyek tersebut sudah bisa direalisasikan atau groundbreaking di IKN.

"Memang ada beberapa yang sudah melakukan penjajakan, investor dari Luar itu KPBU, karena nanti ada satu penjaminan dari negara, disana sedang berproses, 2-3 bulan kita harapkan masuk," ujar Bambang usai acara Rakernas IKN di Jakarta, Kamis (14/3/2024).

Pada kesempatan yang berbeda Deputi Bidang Pendanaan dan Investasi Otorita IKN (Ibu Kota Nusantara) Agung Wicaksono mengatakan groundbreaking tahap 6 di IKN dilanjutkan bulan Mei mendatang.

Agung menjelaskan, pada Bulan Maret dan April kedepan pihaknya bakal berfokus untuk mengejar target pembangunan untuk proyek-proyek yang sebelumnya sudah dilakukan grounbreaking.

"Jadi 2 bulan ini fokus pembangunan tetap berjalan lancar grondbreking kita persiapkan (bulan Mei)," ujar Agung dalam acara penjajakan pasar di Jakarta, Kamis (7/3).

Adapun beberapa proyek KPBU yang saat ini tengah diurus oleh Badan Otorita sendiri diproyeksikan nilainya tembus Rp50 triliun di sektor Hunian dari 8 pemrakarsa proyek. Teridiri dari perusahaan dalam negeri maupun perusahaan asing yang membentuk sebuah konsorsium.

Agung menjelaskan, kedelapan pemrakarsa proyek tersebut, antara lain Konsorsium Nusantara (RBN CCFG), Trinitiland, Nindya Karya, Intiland, Ciputra, IJM Corporation Berhad dari Malaysia, Maxim Properties, dan Sumarecon yang disebutnya belum masuk

Saat ini hasil Feasibility Study atau studi kelayakan yang sudah disusun oleh 8 perusahaan tersebut saat ini tengah masuk dalam tahap review oleh pemerintah sebelum dilakukan tender.

"Paling tidak bisa sekitar Rp50 triliun dari capital expenditure-nya. Tapi sekali lagi, tahapannya sekarang sedang dievaluasi, studi kelayakan dengan peran dari konsultan yang ditunjuk Kementerian Keuangan dari PT SMI," kata Agung.

(Feby Novalius)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Finance lainnya