JAKARTA - Dana Moneter Internasional (IMF) akan memberikan pinjaman sebesar USD880 juta atau setara Rp13,9 triliun untuk Ukraina. Sehingga total bantuan anggaran yang akan dicairkan mencapai USD5,4 miliar.
Lembaga pemberi pinjaman dunia itu mengatakan, risiko yang dihadapi Ukraina masih sangat tinggi, khususnya ketidakpastian akan perang dengan Rusia dan prospek pendanaan eksternal. Meskipun kepala misi Ukraina Gavin Gray mengatakan lembaga itu memperkirakan perang di Ukraina akan mereda pada akhir tahun ini.
Gray mengatakan, kinerja Ukraina secara keseluruhan dalam program Fasilitas Dana Perpanjangan dengan IMF tetap kuat selama tahun pertama. Kyiv juga telah memenuhi semua kecuali satu kriteria kinerja kuantitatif.
Satu kriteria yang lewat terpenuhi adalah jumlah penerimaan pajak yang kecil. Demikian dikutip dari VOA Indonesia, Sabtu (23/3/2024).
Ukraina akan menerima dana itu dalam beberapa hari mendatang, kata Gray. Kabar tersebut seharusnya menjadi berita yang disambut baik, di saat Kongres AS terus memperdebatkan persetujuan paket bantuan tambahan bernilai USD61 miliar untuk Ukraina.
Gray mengatakan, IMF harus mempelajari dampaknya terhadap tingkat utang Ukraina, jika anggota kongres AS memutuskan untuk mengubah sebagian dana itu menjadi pinjaman dan bukan hibah.
Wakil Kepala Misis IMF untuk Ukraina, Sanaa Nadeem mengatakan bahwa IMF telah menyetujui sebuah analisis utang keberlanjutan untuk Ukraina yang tidak mengubah analisis makroekonomi negara tersebut seccara material, namun analisis baru tersebut tidak menyertakan utang senilai $3 miliar terhadap Rusia yang telah diperdebatkan oleh otoritas Ukraina.