Alasan McDonald's Beli Semua Gerai di Israel

Saskia Adelina Ananda, Jurnalis
Jum'at 12 April 2024 07:04 WIB
Share :

JAKARTA - McDonald's akan membeli kembali semua restorannya di Israel, dikarenakan merosotnya penjualan akibat rangkaian aksi boikot global perusahaan makanan cepat saji asal Amerika Serikat (AS) yang dianggap mendukung Israel dalam perang melawan Hamas di Gaza.

Keputusan McDonald's untuk mengambil alih kepemilikan cabangnya di Israel telah membuat perusahaan pemegang waralaba (franchise) di Israel, Alonyal, dan CEO-nya Omri Padan menjadi sorotan.

Pada Kamis 4 April 2024, tiba-tiba diumumkan bahwa Alonyal akan menjual kembali waralaba besar tersebut ke raksasa makanan AS. Namun isi dalam kesepakatan itu tidak diungkapkan oleh McDonald's.

McDonald's diketahui telah menandatangani kesepakatan untuk memborong 225 gerai dari Alonyal Ltd, pemegang lisensi di Israel selama lebih dari 30 tahun.

Sebagai informasi, McDonald's menerapkan sistem waralaba dalam menjalankan bisnisnya. Di mana setiap operator di semua negara memiliki izin untuk menjalankan gerai dan mempekerjakan staf.

Setelah selesai transaksi dalam beberapa bulan mendatang, McDonald's akan memiliki restoran dan operasional Alonyal, sambil tetap mempertahankan karyawannya.

Namun muncul gerakan boikot di beberapa negara, setelah McDonald's di Israel melakukan aksi pemberian makan gratis kepada pasukan Israel saat awal serangan ke Gaza pada Oktober 2023.

Secara global, perusahaan raksasa makanan cepat saji ini pun langsung mendapat kritik setelah, Omri Padan menawarkan makanan gratis tersebut.

Aksi boikot pun bermunculan setelah negara-negara berpenduduk mayoritas Muslim seperti Kuwait, Malaysia dan Pakistan mengeluarkan pernyataan menjauhkan diri dari perusahaan tersebut karena apa yang mereka lihat sebagai dukungan terhadap Israel.

Namun Padan bukanlah sosok baru dalam pusaran konflik antara Israel-Palestina. Selama 30 tahun mengoperasikan restoran McDonald's di Israel, pengusaha Israel tersebut memicu sejumlah perselisihan.

Misalnya di 2013, Omri Padan membuat marah gerakan pemukim Israel. Padan menolak seruan untuk membuka cabang jaringan makanan cepat saji McDonald's di pemukiman Ariel, wilayah Tepi Barat yang diduduki.

Padan mengatakan, perusahaan yang dipimpinnya mempunyai kebijakan untuk tidak memasuki wilayah pendudukan. Saat itu, keputusan tersebut belum dikoordinasikan dengan kantor pusat McDonald's di AS.

Israel telah membangun sekitar 160 permukiman yang menampung sekitar 700.000 orang Yahudi sejak menduduki Tepi Barat dan Yerusalem Timur – tanah yang diinginkan Palestina sebagai bagian dari negara masa depan – dalam perang Timur Tengah tahun 1967.

Mayoritas komunitas internasional menganggap pemukiman tersebut ilegal menurut hukum internasional, meskipun Israel membantahnya.

Padan adalah salah satu pendiri kelompok bernama Peace Now, yang menentang semua permukiman dan memandangnya sebagai hambatan bagi perdamaian.

Peace Now mengatakan Padan kini tidak lagi menjadi anggota kelompok yang didirikan pada tahun 1978 itu.

Seorang pemimpin Dewan Yesha, organisasi yang memayungi para pemukim, mengatakan pada saat itu bahwa McDonald's telah berubah menjadi perusahaan yang memiliki "agenda politik anti-Israel".

Baca Selengkapnya: Penjualan Anjlok, McDonald's Beli Seluruh Gerai di Israel Imbas Aksi Boikot

(Feby Novalius)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita Finance lainnya