JAKARTA - McDonald's mencatat penurunan penjualan secara global. Padahal yang melakukan aksi pemberian makan gratis kepada pasukan Israel adalah McDonald's Israel dan bukan kebijakan dari McDonald's pusat.
Secara global, perusahaan raksasa makanan cepat saji ini pun langsung mendapat kritik setelah, Omri Padan CEO Alonyal, pemegang waralaba (franchise) di Israel, menawarkan makanan gratis tersebut.
Aksi boikot pun bermunculan setelah negara-negara berpenduduk mayoritas Muslim seperti Kuwait, Malaysia dan Pakistan mengeluarkan pernyataan menjauhkan diri dari perusahaan tersebut karena apa yang mereka lihat sebagai dukungan terhadap Israel.
Namun Padan bukanlah sosok baru dalam pusaran konflik antara Israel-Palestina. Selama 30 tahun mengoperasikan restoran McDonald's di Israel, pengusaha Israel tersebut memicu sejumlah perselisihan.
Misalnya di 2013, Omri Padan membuat marah gerakan pemukim Israel. Padan menolak seruan untuk membuka cabang jaringan makanan cepat saji McDonald's di pemukiman Ariel, wilayah Tepi Barat yang diduduki.
Padan mengatakan, perusahaan yang dipimpinnya mempunyai kebijakan untuk tidak memasuki wilayah pendudukan. Saat itu, keputusan tersebut belum dikoordinasikan dengan kantor pusat McDonald's di AS.
Israel telah membangun sekitar 160 permukiman yang menampung sekitar 700.000 orang Yahudi sejak menduduki Tepi Barat dan Yerusalem Timur – tanah yang diinginkan Palestina sebagai bagian dari negara masa depan – dalam perang Timur Tengah tahun 1967.
Mayoritas komunitas internasional menganggap pemukiman tersebut ilegal menurut hukum internasional, meskipun Israel membantahnya.
Padan adalah salah satu pendiri kelompok bernama Peace Now, yang menentang semua permukiman dan memandangnya sebagai hambatan bagi perdamaian.
Peace Now mengatakan Padan kini tidak lagi menjadi anggota kelompok yang didirikan pada tahun 1978 itu.
Seorang pemimpin Dewan Yesha, organisasi yang memayungi para pemukim, mengatakan pada saat itu bahwa McDonald's telah berubah menjadi perusahaan yang memiliki "agenda politik anti-Israel".
Keputusan Alonyal muncul kembali pada 2019 ketika McDonald's memenangkan tender untuk mengelola restoran dan kedai hot dog di Bandara Ben-Gurion, Israel.
Sebagai respons, beberapa surat protes dikirim para pemimpin pemukiman di Tepi Barat yang meminta kementerian keuangan dan transportasi, serta otoritas bandara Israel, untuk memblokir tindakan tersebut.