JAKARTA - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melakukan kajian dan menghitung ulang dampak nilai tukar Rupiah terhadap dolar AS yang melemah tembus level Rp16.000 per USD terhadap biaya pembangunan konstruksi.
Juru Bicara Kementerian PUPR Endra S Atmawidjaja mengatakan, melemahnya Rupiah bisa berdampak pada peningkatan biaya konstruksi yang saat ini tengah berlangsung.
Namun Endra optimistis, fenomena semacam ini sudah sempat ditemui beberapa waktu sebelumnya dan dapat dimitigasi dengan baik oleh Pemerintah.
"Kan kita belum dengar analisanya dari Kemenkeu (dampak nilai tukar), kan kita lagi hitung ulang berbagai risiko ya, ini kita mitigasi semua ke situ," ujar Endra saat ditemui usai acara halal bihalal di Kantor Kementerian PUPR, Selasa (16/4/2024).
Endra menjelaskan, jika berkaca pada fenomena serupa yang telah terjadi sebelumnya, maka saat ini Pemerintah sudah menyiapkan skema yang sama untuk meredam dampak pelemahan Rupiah terhadap sektor konstruksi.
Salah satunya adalah eskalasi atau peningkatan nilai kontrak sebuah proyek yang akan diajukan kepada Kementerian Keuangan untuk menutup pembengkakan biaya konstruksi akibat adanya pelemahan rupiah terhadap dollar.
"Kan kita sudah beberapa kali ngalamin seperti itu ya, eskalasi kemudian juga skenario paling buruk, kita juga pernah alami, artinya kita sudah alamin semua lah, mudah-mudahan ini tidak (ada dampak buruk)," lanjut Endra.