JAKARTA - Peminat travel gelap pada mudik 2024 masih tinggi. Wakil Ketua Pemberdayaan dan Pengembangan Wilayah Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Pusat, Djoko Setijowarno mengatakan travel gelap masih menjadi moda angkutan yang banyak dipilih oleh masyarakat.
Hal itu dikarenakan layanan travel ini bisa mengakses hingga masuk ke desa. Djoko mengatakan saat ini belum ada transportasi umum yang bisa mengantarkan penumpang hingga masuk ke sebuah desa, sebab angkutan umum di daerah hanya berjalan diatas jalan Provinsi atau Kabupaten saja.
"Ketegasan pemerintah dibutuhkan agar kecelakaan angkutan gelap yang menelan korban jiwa tidak terjadi lagi. Menyediakan layanan angkutan umum hingga pedesaan, kemudian angkutan tidak berizin baru diberantas," ujar Djoko dalam keterangan resmi kepada MNC Portal, Minggu (21/4/2024).
Lebih lanjut, Djoko melihat saat ini pun angkutan umum seperti bus AKAP (Antar Kota Antar Provinsi) tidak bisa berhenti di semua terminal, terutama terminal tipe C. Padahal, pemberhentian bus AKAP ini menjadi faktor utama yang dinilai masyarakat sebelum memutuskan menggunakan transportasi umum.
"Dari desa menuju terminal tipe C disediakan angkutan pedesaan. Bisa diantar atau sewa ojek karena jaraknya antara ibukota kecamatan dan desa sudah tidak jauh lagi," sambungnya.
Lebih lanjut, Djoko menegaskan infrastruktur transportasi dibangun bukan hanya untuk mengakomodir musim lebaran, tapi untuk keseharian masyarakat dan menunjang aktifitas di desa juga.
Pembenahan dan pelaksanaan dapat dimulai setelah musim lebaran usai. Sehingga masyarakat akan menjadi terbiasa, dan saat musim lebaran tiba tidak mengagetkan. Hanya cukup menyesuaikan.
"Sesungguhnya, akar masalah belum terintegrasi sistem transportasi di Indonesia adalah minimnya layanan angkutan pedesaan, angkutan perkotaan, angkutan kota dalam provinsi (AKDP) dan angkutan perintis," tutup Djoko.
(Kurniasih Miftakhul Jannah)